Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MA Ditangkap karena Menghina Jokowi, Ibunya Kaget dan Terpukul

Kompas.com - 29/10/2014, 15:08 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah mendapati bahwa anaknya diduga melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi, MR (48), ibu dari MA (24), berniat membuat tanda permintaan maaf yang akan ditujukan langsung kepada Jokowi.

"Saya akan buat surat, tetapi karena saya enggak bisa baca sama tulis, nanti saya minta tolong ke kakak saya," ujar MR kepada Kompas.com di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/10/2014). [Baca: Penjelasan Ibu dari MA, Pria yang Ditangkap karena Menghina Presiden Jokowi]

Saat MA ditangkap di rumah, MR masih belum mengerti kesalahan yang diperbuat oleh anak laki-lakinya tersebut. MR yang masih kaget dan terguncang sempat berusaha menghalangi petugas polisi yang berjumlah empat orang.

"Ya bagaimana, kan anak saya akan dibawa begitu saja. Saya kan enggak terima," kata MR sambil meneteskan air mata. [Baca: "Saya Siap Sujud Minta Maaf di Kaki Pak Jokowi"]

Saat itu, kata MR, seorang anggota polisi yang mengaku bernama Slamet mencoba menenangkan dia dengan mengatakan bahwa MA akan dilindungi. Setelah itu, MA pun dibawa ke Mabes Polri. Kejadian itu berlangsung pada Kamis (23/10/2014) lalu sekitar pukul 07.00 WIB.

MA diduga merupakan orang di balik sebuah posting yang mengesankan penghinaan terhadap Jokowi, saat Pemilu Presiden 2014 lalu. Posting tersebut ditayangkan disalah satu media sosial di Indonesia.

"Ada indikasi penangkapan terkait ITE (informasi dan transaksi elektronik) serta pornografi," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Pol Boy Rafli Amar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com