Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Tarif Hanya Rp 10, Rugikah PT Transjakarta?

Kompas.com - 10/11/2014, 20:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola bus transjakarta mengklaim tetap memperoleh pemasukan secara normal meskipun hari ini, Senin (10/11/2014), layanan hanya mengenakan tarif Rp 10.

Hal itu disebabkan biaya kerugian terkait promo tersebut tidak ditanggung oleh PT Transjakarta, melainkan oleh enam bank yang menjadi penyedia tiket elektronik, yakni BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Mega, dan Bank DKI. [Baca: Tempelkan Tiket Elektronik, Tarif Transjakarta Rp 10]

"Semua bank yang menanggung biaya Rp 10 itu. Mereka (bank) yang memberikan diskon Rp 10 dan kita tetap dapat Rp 3.500. Itu merupakan bentuk promosi dari pihak bank," kata Kepala Unit Pengelola Transjakarta, Pargaulan Butarbutar saat dihubungi, Senin (10/11/2014).

Meski demikian, Pargaulan mengaku belum mendapatkan berapa jumlah transaksi saat penerapan tarif sebesar Rp 10 untuk pengguna bus transjakarta.

Menurut Pargaulan, data jumlah transaksi baru akan didapatkan setelah dilakukan evaluasi bersama keenam bank mitra. "Saya belum mendapatkan datanya. Evaluasinya belum ada," ujar Pargaulan.

Seperti diberitakan, sepanjang hari ini layanan bus transjakarta mengenakan tarif Rp 10. Meski demikian, penumpang yang bisa menikmati tarif Rp 10 adalah mereka yang telah menggunakan tiket elektronik.

Bagi penumpang yang masih membeli tiket secara tunai alias membeli tiket kertas, tarif yang dikenakan tetap normal, yaitu Rp 2.000 pada pukul 05.00 sampai 07.00 pagi, dan Rp 3.500 dari pukul 07.01 hingga 23.59.

Diberlakukannya tarif tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan sekaligus peluncuran logo baru transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com