Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Ya Sama Bu Mega untuk Konsultasi Saja

Kompas.com - 28/11/2014, 19:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski berkonsultasi dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri perihal calon wakil gubernur, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tetap pada keputusannya untuk memilih wagub dari kalangan profesional.

"Ya sama Bu Mega untuk konsultasi saja, tetap saya berpegang kepada (calon wagub) yang saya minta," kata Basuki, di Balaikota, Jumat (28/11/2014). [Baca: Ini Tiga Nama yang Diajukan Ahok Jadi Wagub ke Megawati]

Pria yang akrab disapa Ahok itu menuturkan kepada Megawati bahwa ia akan memilih wagub DKI yang siap kerja dan sudah teruji menjadi eksekutif. Teori Abraham Lincoln yang menyebutkan jika ingin menguji karakter sejati seseorang, beri dia kekuasaan, selalu tertanam di benak Basuki.

Jadi, menurut Basuki, ia tidak tahu sifat calon wagubnya bila sebelumnya belum pernah memimpin wilayah. [Baca: Ahok Coret Calon Wagub Tersangkut Kasus Gratifikasi]

"Orang baru ketahuan karakternya kalau kamu sudah menjadi pejabat. Nah, tentu saya enggak mau coba-coba atas pemilihan wagub ini. Kalau misalnya saya coba-coba (tokoh yang belum teruji), begitu jadi wagub, dia berubah lagi sikapnya. Nah, kalau kamu sudah pernah menjadi pejabat, sudah ketahuan sifat dan cara kerjanya seperti apa," kata Basuki.

Hingga saat ini, ia mengaku belum menerima Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan turunan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah. [Baca: Ahok Tak Lirik Boy Sadikin, Apa yang Akan Dilakukan PDI-P?]

Aturan itu akan dijadikannya sebagai dasar menunjuk wagub. Saat ini, Basuki telah mengantongi dua nama calon wagub DKI, yakni Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pemerintah (TGUPP) Sarwo Handayani dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat.

Sementara PDI-P telah bersepakat mengajukan Ketua DPD PDI-P Boy Sadikin menjadi calon pendamping Basuki memimpin Ibu Kota.

"Sesuai aturan Perppu, paling lambat tanggal 6 Desember, sudah harus mengajukan calon wagub ke Presiden. Karena kebetulan Pak Djarot ini kader PDI-P, mesti ada mekanisme partainya juga. Saya lagi mau meditasi dan cari wangsit deh," kata Basuki sambil berlalu meninggalkan awak media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com