Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jakarta Gencarkan Normalisasi Saluran Air ...

Kompas.com - 30/11/2014, 06:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pekerja yang mengenakan kaos bertuliskan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat tampak berbaris di dalam saluran air di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Mereka mencangkul lumpur selokan lalu memasukkan lumpur tersebut ke dalam karung, sesekali tanpa rasa jijik mereka menggali lumpur dengan tangan.

Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat memang sedang menggencarkan normalisasi dan pelebaran saluran air untuk menekan angka genangan air di Jakarta Pusat saat musim hujan.

"Kami terus melakukan normalisasi dan pelebaran saluran air di setiap kecamatant," kata Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning Wayuningsih.

Herning menambahkan normalisasi saluran air sudah dilakukan sejak musim kemarau. Dengan demikian, saat musim hujan tiba, normalisasi dilakukan secara tidak terburu-buru. Ia menambahkan normalisasi saluran air dapat menjaga lingkungan tetap sehat karena lancarnya pembuangan air kotor.

Dirinya optimistis normalisasi dan pelebaran saluran dapat mengurangi genangan air atau setidaknya dapat mempercepat surutnya genangan air di jalan.

Herning mengaku langkah ini merupakan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ia juga berharap peran masyarakat menjaga bersama saluran air di lingkungannya dan tidak membuang sampah kedalam saluran air.

Begitu juga dengan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, yang mengganggarkan Rp 51,1 miliar untuk menguras 350 saluran air dan dua waduk sebagai antisipasi genangan air di pemukiman warga di daerahnya selama musim hujan.

"Kami telah menguras seluruh saluran air yang mengalami pendangkalan akibat sampah, lumpur dan lainnya, dan diharapkan tidak ada lagi genangan air di pemukiman warga," kata Kepala Seksi Perencanaan Sudin Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat Santo.

Ia mengatakan, pengurasan dilakukan untuk menghindari penyumbatan aliran air karena lumpur dan sampah yang masuk ke dalam saluran.

Sebanyak 350 unit saluran yang dikuras tersebut tersebar di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Grogol Petamburan, Kecamatan Tambora, Kecamatan Palmerah, Kecamatan Kebon Jeruk, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Cengkareng dan Kecamatan Kalideres.

Selain itu, di Jakarta Selatan aparat pemerintahan yang terdiri atas TNI, Polri dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menggelar aksi membersihkan selokan dan saluran air untuk mengantisipasi banjir di wilayah setempat.

"Sekarang sudah memasuki musim hujan, tentu potensi yang ada kami gunakan untuk antisipasi banjir," kata Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor.

Menurut dia, kegiatan yang melibatkan tiga unsur utama Jakarta Selatan ini baru pertama kali digelar dan untuk kali ini melakukan pembersihan di kawasan jalan protokol.

Selain membersihkan saluran air, pihaknya juga menertibkan bangunan liar, pemeliharaan sarana dan prasarana dan penertiban hal-hal yang menyangkut masalah sosial.

"Kami juga menertibkan bangunan yang ada di atas saluran air," tambah Syamsudin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com