Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima "Kado Pahit" dari Ahok, Ini Reaksi Pejabat DKI

Kompas.com - 01/01/2015, 19:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum pelaksanaan perombakan massal ribuan PNS DKI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi sejumlah pengarahan kepada pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Di dalam pengarahan itu, Basuki menunjukkan kekecewaannya kepada hampir seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI.

Beberapa pejabat DKI pun terkena "semprotan" Basuki di penghujung tahun 2014. Salah satu di antaranya adalah Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso. Basuki mengatakan akan mencopot jabatan Kukuh dan memberikannya ke sosok yang dinilai mampu bersikap lebih tegas.

Bagaimana reaksi Kukuh?

"Ya pengarahan Pak Gubernur memicu saya untuk lebih semangat bekerja dan lebih keras lagi menindak pelanggar Perda," kata Kukuh singkat kepada Kompas.com, Kamis (1/1/2015).

Selain Kukuh, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Joko Kundaryo juga diancam dipecat Basuki. Menurut Basuki, Joko masih belum berhasil mendata pedagang kaki lima (PKL) di tiap wilayah untuk mendapat rekening Bank DKI.

"Saya belum mendapat dukungan maksimal dari lurah dan camat, masih ada beberapa kelurahan dan kecamatan belum beri laporan ke saya. PKL boleh berdagang asal tidak buang sampah sembarangan dan tidak menimbulkan kemacetan," kata Joko.

Basuki juga mengkritisi kinerja Dinas Tata Ruang yang menurutnya juga bermasalah. Pria yang akrab disapa Ahok itu menuding masih banyak oknum Dinas Tata Ruang yang mengubah peruntukan ruang terbuka hijau (RTH) atau lahan hijau di dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Kemudian bagaimana tanggapan Kepala Dinas Tata Ruang DKI Gamal Sinurat?

"Ya, menurut saya (pengarahan) itu kan sebagai introspeksi dan peringatan dari beliau. (Pejabat) pengganti saya nantinya harus bisa membenahi. Tapi perlu dicatat, sebetulnya saya bukannya tidak melakukan apa-apa. Tapi kalau dirasa kerjanya belum cukup ya mungkin betul," kata Gamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com