Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluasan Zona Terlarang Sepeda Motor Tunggu Bus Baru

Kompas.com - 14/01/2015, 13:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang berakhirnya masa uji coba pelarangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menegaskan, perluasan zona larangan diberlakukan setelah bus transjakarta baru tiba.

Pelarangan sepeda motor di kedua ruas jalan itu mulai diuji coba pada 17 Desember 2014 selama satu bulan. Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya akan mengevaluasi pelaksanaannya untuk memutuskan kelanjutan kebijakan itu. Jika larangan sepeda motor menjadi kebijakan tetap, terhitung 17 Januari sepeda motor yang melanggar zona larangan akan dikenai tilang.

Basuki mengklaim, dengan larangan itu lalu lintas menjadi lebih lancar karena hambatan jalan berkurang. ”Keuntungannya jelas menambah ruang gerak kendaraan. Kalau banyak sepeda motor, kendaraan tidak bisa disusun rapi,” katanya, Selasa (13/1/2015), di Balai Kota Jakarta.

Sembari menunggu hasil evaluasi, Basuki mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mengupayakan ketersediaan angkutan umum yang memadai untuk mengangkut pengendara sepeda motor di zona larangan. ”Kalau bus baru sudah beroperasi, zona larangan baru diperluas,” ujarnya.

Apabila dalam dua tahun ini layanan bus transjakarta bisa beres di semua koridor, lanjut Basuki, Pemprov DKI juga akan mulai menerapkan pembatasan penggunaan mobil. Selain melalui sistem jalan berbayar elektronik (ERP), pembatasan mobil juga dilakukan berdasarkan usia.

”Saya berharap tahun 2016 bisa diterapkan. Saya tunggu sampai tahun depan bus transjakarta cukup karena tahun ini harus beli lagi,” kata Basuki.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan akan mengevaluasi terlebih dulu uji coba selama satu bulan terakhir. Hasil evaluasi menjadi dasar pertimbangan untuk memperluas area, termasuk penyiapan angkutan umum dan personel di lapangan.

Direktur Institute for Transportation and Development Policy Indonesia Yoga Adiwinarto berpendapat, larangan di ruas Thamrin-Harmoni tidak cukup menyulitkan pengendara sepeda motor untuk berpindah ke jalur lain. Terlebih, ruas itu diapit jalur-jalur alternatif yang saling terhubung.

”Idealnya sejak awal area jalan lebih panjang dari yang diuji coba saat ini sehingga efektivitas pelarangan sepeda motor bisa diketahui lebih jelas dampaknya,” ujarnya. (FRO/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com