Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman Ingin Bertemu Gubernur

Kompas.com - 08/02/2015, 07:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Para seniman yang aktif berdialog di Taman Ismail Marzuki berikut institusi Pusat Kesenian Jakarta dan Dewan Kesenian Jakarta ingin bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama secara langsung.

Sejak rencana penyusunan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola PKJ, lantas pergub diundangkan, hingga pelantikan pegawai Unit Pelaksana PKJ TIM, para seniman belum bisa bertemu Gubernur.

Sejumlah seniman itu di antaranya Leon Agusta, Arsono, Syahnagra, Sudibyo, Aisul Yanto, Aidil Usman, Krisno Bossa, Bambang Subekti, Irawan Karseno, Aisul Yanto, Sri Warso Wahono, dan Danarto. Obrolan mereka tampak sangat emosional, bahkan terjadi perang mulut antara Irawan dan Leon. Mereka berembug di TIM, Jumat (6/2/2015).

Danarto datang belakangan dan berada di ruangan terpisah. Intinya, mereka ingin menjernihkan kisruh pendapat mengenai pergub itu dengan langsung berdialog dengan Gubernur.

”Kalau kita bicara sekarang, siapa yang mau mendengar,” kata Leon. Beberapa kali sejumlah seniman ingin berdialog dengan Gubernur, tetapi selalu diwakilkan. Pertama, mereka ditemui Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan Sylviana Murni, lalu Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Berikutnya mereka hanya bisa bertemu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purba Hutapea dan Kepala UP PKJ TIM Isti Hendarti.

”Masak waktu itu wakil gubernur bilang, saya saja yang menemui seniman sambil lesehan. Memangnya kami ini warga bantaran sungai yang menolak direlokasi. Kami ingin bertemu Gubernur yang mencanangkan Jakarta sebagai kota kebudayaan, secara langsung,” papar Arsono, pematung.

Ketegangan antara Ketua DKJ Irawan Karseno dan Leon Agusta terjadi karena kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Leon merasa Irawan sebagai Ketua DKJ tidak berpihak kepada seniman, terlihat dari sikap Irawan yang menempatkan diri sebagai moderator dan duduk bersama pejabat Pemprov DKI Jakarta dalam acara dialog, beberapa waktu lalu. Sebaliknya, Irawan merasa TIM adalah rumah bersama mereka sehingga wajar jika ia menyambut tamu yang datang.

Sastrawan Danarto menginginkan semua bisa berbicara dengan kepala dingin. Ia mendukung dialog seniman dan Ahok tanpa perantara. ”Sudahlah, kita sudah tua, jangan marah-marah lagi,” katanya.

Arsono mengatakan, karut-marut ini terjadi karena masing-masing memahami masalah dengan berbeda. Dialog dengan Gubernur berikut jajarannya bisa jadi wadah saling mendengar.

”Seniman juga supaya tahu lebih jelas apa, sih, UPT bagaimana kerjanya. Sebaliknya mereka mau mendengarkan uraian kita. Setelah itu, kan, jadi seimbang. Pak Ahok perlu mendengarkan langsung dan bisa bersikap apakah mau memihak seniman atau tidak. TIM mau dikembangkan atau ditutup,” katanya.

Menurut Leon, tugas seniman adalah mengembalikan TIM pada rel sejarahnya. DKJ sebagai lembaga yang memberi masukan kepada Gubernur DKI harus mampu melahirkan gagasan dan kerja besar. Ia mencontohkan, bagaimana membangun pusat kesenian internasional.

”Kita, PKJ dan DKJ harus sejalan. DKJ agar bisa membikin agenda besar yang memenuhi gagasan Ali Sadikin, membuat TIM pusat kesenian yang besar. Ahok tidak memiliki ahli kesenian dan kebudayaan, maka kita berharap kepada DKJ,” papar Leon.

Syahnagra menambahkan, TIM lahir dari gagasan seniman dan diamini Ali Sadikin. ”Apa pun yang menjadi perdebatan dan berantem di TIM adalah perdebatan artistik. Seniman punya peradaban. Seniman harus tegas, jangan cari muka karena proyek ini-itu. Ini masalah kehormatan, bukan urusan berapa miliar atau triliun dana untuk TIM, katanya.

Kepala PKJ TIM Bambang Subekti mengatakan, Pergub Nomor 109 akan direvisi, seperti dikatakan Purba Hutapea. Revisi itu perlu dilakukan karena banyak hal belum terjawab dan diwadahi di pergub. ”Namun, seperti apa revisinya, kita kan belum tahu,” katanya.

Intinya, para seniman berharap bisa terjadi dialog secara jernih dengan Gubernur. (Susi Ivvaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com