Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta Diperparah Masalah Nonteknis

Kompas.com - 11/02/2015, 00:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya dinilai lebih disebabkan beragam persoalan nonteknis ketimbang permasalahan teknis yang dihadapi pemerintah.

”Secara teknis, kita mampu menangani persoalan banjir Jakarta. Namun, persoalan nonteknis, yakni masalah sosial, ini menjadi kendala,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi, Selasa (10/2), di Jakarta.

Menurut Mudjiadi, persoalan nonteknis atau sosial itu, antara lain, adalah pembebasan lahan normalisasi sejumlah kali di Jakarta yang belum tuntas. Selain itu, masih ada beberapa titik yang belum dilebarkan sehingga hal itu akan mengurangi daya tampung air dan mengakibatkan banjir.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memprogramkan pengendalian banjir Jakarta, khususnya yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, yakni normalisasi Kali Ciliwung, Sunter, dan Pesanggrahan.

Partisipasi masyarakat

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta merupakan urusan gubernur. Ia meminta masyarakat turut serta berpartisipasi mencegah terjadinya banjir, bukan hanya pemerintah.

”Gubernur harus lebih ketat lagi, kerjanya lebih baik lagi mengatasi semuanya,” ujar Kalla kepada wartawan di Pangkalan Udara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/2).

Ia mengingatkan agar gubernur tidak henti-hentinya mendorong dan melibatkan masyarakat agar turut bertanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan banjir.

Ia menambahkan, upaya pemerintah provinsi untuk mengatasi banjir tidak akan efektif kalau masyarakat tidak berpartisipasi. ”Kalau hanya pemerintah, ya, lama,” ujarnya.

Terkait banjir parah yang melanda wilayah Jakarta itu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama meminta maaf kepada warga. ”Jadi, kita harus akui. Kita harus minta maaf kepada warga DKI, kami selama dua tahun ini baru bisa menyelesaikan aliran tengah,” kata Basuki, seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Selasa.

Ia mengatakan, rampungnya aliran tengah itu membuat banyak pihak bisa sesumbar bahwa Istana tidak mungkin terendam banjir karena aliran di wilayah tengah sudah berhasil dirampungkan.

Namun, hingga kini, warga DKI harus menghadapi tantangan lain, yakni penurunan permukaan tanah yang mencapai 18 sentimeter (cm) per tahun di sejumlah wilayah, di antaranya di sepanjang Kali Angke dan Kali Sentiong Sunter yang membuat posisi sungai berada di bawah muka laut.

Masih tergenang

Hingga Selasa (10/2) siang, banjir yang menggenangi wilayah Jakarta belum menunjukkan tanda-tanda surut. Di wilayah utara, banjir hampir memutus akses-akses jalan utama.

Banjir setinggi lebih kurang 80 cm memutus akses di Jalan Sunter Raya. Danau Sunter masih meluap serta menggenangi permukiman dan jalanan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com