Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Peruntungan Tahun Depan dengan Chiamsi

Kompas.com - 19/02/2015, 10:49 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu tradisi yang biasa dilakukan saat Tahun Baru Imlek adalah chiamsi, yakni tradisi melihat peruntungan kuno Tiongkok. Cara melakukannya cukup sederhana, tinggal mengocok sebuah wadah tabung yang berisi bilah-bilah bambu.

Sejumlah warga Tionghoa yang beribadah di Wihara Dharma Bhakti atau Wihara Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, juga tidak melewatkan hal itu saat merayakan Imlek, Kamis (19/2/2015). Menurut Away, seorang pengurus Wihara Dharma Bhakti, hasil chiamsi wihara yang dibangun pada 1650 itu terkenal akan ketepatannya.

Pria yang sudah 30 tahun bekerja di wihara itu mengatakan, saking tepatnya hasil chiamsi yang dikeluarkan, beberapa pejabat negara sampai mengunjungi kelenteng yang terletak di bilangan Glodok tersebut.

"Pernah mantan Gubernur DKI datang ke sini ikut kocok chiamsi," ujar Away saat ditemui di Wihara Petak Sembilan.

Selain itu, banyak juga pengusaha dan calon pengantin yang datang untuk melihat keberuntungannya pada masa depan. "Misal pas dikocok keluar tanda bunga mekar dan ada matahari, itu tandanya kehidupan akan bahagia dan cerah. Kalau untuk pengusaha, bisnisnya akan lancar," kata Away.

Dalam kesempatan itu, Away juga menegaskan bahwa chiamsi tidak sama seperti ramalan, tetapi hanya layanan untuk bertanya masalah atau untuk menanyakan peruntungan pada tahun itu.

Warga Tionghoa dapat menanyakan aneka ragam pertanyaan, mulai dari pendidikan, karier, jodoh, bisnis, dan bahkan nasib. Namun, sebelumnya, warga Tionghoa harus berdoa terlebih dahulu di depan patung Dewi Kuan Im.

"Kebanyakan yang datang ke sini bertanya tentang usaha dan jodoh. Jika umat mau menanyakan beberapa masalah, chiamsi-nya harus dikocok lebih dari sekali," tutur Away.

Hasil chiamsi yang keluar akan dibantu untuk diartikan oleh petugas lain yang mengerti. Fasilitas bertanya masalah ini, menurut Away, sudah ada sejak kuil Petak Sembilan itu berdiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com