Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Ahok Marah Besar sampai Gebrak Mobil kepada Seorang Pengacara

Kompas.com - 20/02/2015, 13:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan penyebab ia marah besar kepada warga hingga memukul mobil dinasnya, Rabu (18/2/2015) lalu. Menurut dia, seorang laki-laki bernama Khaerudin dan yang mengaku sebagai pengacara itulah yang menyebabkan emosinya meluap.

Basuki mengatakan, pengacara itu merupakan oknum yang memanfaatkan ketidakberdayaan seorang warga yang usianya paruh baya. (Baca: Sebelum "Blusukan" dengan Jokowi, Ahok Adu Mulut dengan Warga)

"Dia bukan warga, melainkan pengacara yang mau memenangkan kasus tanah girik (tidak punya sertifikat) garapan orang. Pasti setelah itu, dia bagi hasil. Nenek yang saya salamin enggak buka mata, saking lemasnya, dia yang waris (lahan)," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/2/2015). 

Oknum pengacara itu, lanjut Basuki, memanas-manasi sang nenek untuk merebut lahan yang kini sudah dibangun Rumah Sakit Puri Indah itu. Karena tidak memiliki data lengkap soal sengketa lahan itu, ia sudah kalah di pengadilan.

Setelah itu, oknum pengacara itu memaksa lurah dan camat sekitar untuk memberi surat keterangan guna memperkuat klaim kepemilikan warga terhadap tanah itu di pengadilan. Setelah mendapat surat keterangan dari lurah dan camat, oknum pengacara itu baru dapat mengajukan perkara ke pengadilan.

"Ya, lurah dan camat kami enggak mau kasih dong, terus dia minta tolong sama saya dan dia ancam saya, 'Kalau Bapak enggak mau paksa lurah dan camat untuk bertemu kami, saya taruh nenek di depan mobil Bapak, biar kami mati.' Etis enggak dia ngomong begitu? Saya bukan marah sama warganya, tapi dia sudah kayak teroris, ya sudah saya lawan. Dia itu menyandera nenek-nenek yang sudah enggak mengerti apa-apa supaya kami beri surat keterangan buat dia," kata Basuki. 

Sebelumnya, pada Rabu lalu, tepatnya sebelum blusukan bersama Presiden Joko Widodo, Basuki sempat membentak warga yang mengadu permasalahan kepadanya. Kemarahannya dipicu karena Khaerudin membawa seorang nenek berkursi roda yang disebut sebagai ahli waris tanah itu. Khaerudin menempatkan sang nenek tepat di depan mobil dinas Basuki yang akan pergi. Setelah itu, dia meminta Basuki membubuhkan tanda tangan surat rekomendasi kepada lurah dan camat agar mengeluarkan surat keterangan kepemilikan lahan yang dimintanya.

Menurut Basuki, sengketa lahan itu bukanlah wewenang Pemprov DKI. Terlebih lagi, Khaerudin terus membentak serta menunjuk-nunjuk Basuki. Khaerudin pun akhirnya "dikunci" oleh ajudan Basuki dan diamankan ke pos Pamdal yang berada di gerbang Balai Kota. "Ahok presiden baru gue bisa selesein," kata Basuki kepada Khaerudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com