Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Terusik APBD

Kompas.com - 24/02/2015, 14:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera mengevaluasi pembangunan atau rehabilitasi sekolah agar tidak terganggu dengan keterlambatan pengesahan APBD. Sementara itu, siswa dan guru di sekolah yang direhabilitasi menumpang dulu di sekolah lain untuk belajar-mengajar.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman, Senin (23/2), mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan atau rehabilitasi sekolah agar tidak terganggu keterlambatan pengesahan APBD. ”Pembangunan dan rehabilitasi sekolah belum masuk dalam kategori pembangunan tahun jamak karena bukan proyek besar. Ini nanti akan jadi bahan evaluasi kami agar pembangunan tidak berhenti di tengah jalan saat tutup buku. Kami juga akan evaluasi soal perencanaan awalnya,” katanya.

Sebetulnya, lanjut Arie, apabila APBD bisa disahkan tepat waktu, pengerjaan pembangunan sekolah bisa terus berlanjut tanpa terlalu lama berhenti. Saat ini, setiap awal tahun anggaran proyek harus dihentikan untuk lelang lagi.

Saat ini tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain menunggu selesainya proses pengesahan APBD oleh Kementerian Dalam Negeri. ”Untuk program pembangunan, kami tidak bisa menggunakan anggaran mendahului. Anggaran itu hanya digunakan untuk pos dana rutin dan pemeliharaan,” ujar Arie.

Yang paling penting, lanjut dia, kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang direhabilitasi tidak terganggu. Arie menambahkan, sudah ada prosedur standar selama waktu rehabilitasi gedung sekolah, para siswa dipindahkan atau ditampung di sekolah lain agar tetap bisa belajar.

Tahun ini, 212 gedung sekolah di DKI Jakarta membutuhkan anggaran untuk perbaikan. Dari jumlah itu, 96 gedung sekolah menjadi prioritas perbaikan.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sardjoko menjelaskan, berdasarkan tahun anggaran 2015, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta melalui Suku Dinas Perumahan akan memperbaiki total 41 gedung sekolah. Gedung yang diperbaiki berada di 28 lokasi SD negeri, 11 lokasi SMP negeri, 1 lokasi SMA negeri, 1 lokasi SMK negeri, dan rehab total sekolah terpadu Tambora (terdiri dari SD Negeri 01, SMP Negeri 63, dan SMA Negeri 19). Anggaran untuk perbaikan ini sekitar Rp 700 miliar.

Adapun Dinas Pendidikan melaksanakan penyelesaian perbaikan total 55 rehab gedung sekolah. Gedung yang diperbaiki adalah 33 lokasi SD negeri, 17 lokasi SMP negeri, 1 lokasi SMA negeri, dan 3 lokasi SMK negeri, serta 1 pusat pelatihan pendidikan kejuruan (P2KGK) Jakarta Timur.

Dari jumlah tersebut, 24 lokasi merupakan lanjutan pekerjaan perbaikan total tahun anggaran 2013, seperti SD Negeri Tebet Barat 08, SMP Negeri 73 Tebet, dan SMA Negeri 55. Total anggaran sekitar Rp 500 miliar.

Sekolah ”mangkrak”

Di Jakarta Utara, sejumlah sekolah berbagai tingkatan mangkrak sejak 2014. Di SDN 11 Pagi/ 12 Petang, Rawa Badak Selatan, Koja, misalnya, telah mangkrak sejak awal 2014.

Kepala Sekolah SDN 11 Pagi Mahfud Sidiq menuturkan, pihaknya telah menumpang di sekolah lain selama satu tahun tujuh bulan. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kepastian waktu selesainya pembangunan sekolah. ”Pada dasarnya aktivitas belajar-mengajar tidak terganggu. Namun, anak-anak harus ke sekolah yang jaraknya lebih jauh,” ujar Mahfud, yang harus menyewa sebuah rumah untuk menyimpan barang sekolah.

Akan tetapi, tambah Mahfud, yang menjadi masalah adalah saat siswa harus menjalani ujian sekolah. Pada saat itu, salah satu sekolah harus diliburkan untuk tidak mengganggu aktivitas ujian siswa sekolah lainnya.

Menurut Mahfud, hal ini disebabkan jadwal ujian siswa SMP dan SD berbeda. ”Jadi, siswa kami dapat hari libur yang banyak dibanding siswa SD lainnya. Mau tidak mau harus seperti itu agar siswa bisa fokus,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara Mustafa Kemal menyampaikan, terkait sekolah yang pembangunannya terhenti akan segera ditindaklanjuti. Pengusulan pembangunan telah dilakukan agar pembangunan bisa segera dilakukan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com