Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman yang Rusak Jadi Prioritas Anggaran

Kompas.com - 26/02/2015, 22:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Taman-taman di Jakarta Utara yang rusak berat memerlukan prioritas untuk bisa mengembalikan fungsinya. Karena itu, meski anggaran tahun 2015 belum turun, Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara akan memfokuskan anggaran pada perbaikan dan perawatan taman.

Sebanyak 38 taman di Jakarta Utara rusak berat akibat terendam banjir awal Februari lalu. Selain itu, ratusan taman lainnya yang memang tak terurus memerlukan perlakuan khusus.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara Agustin Pujiastuti mengatakan, usulan anggaran di 2015 hampir mencapai Rp 100 miliar. Selain untuk jalur hijau dan makam, anggaran sebagian besar juga akan dialokasikan untuk perbaikan taman yang rusak.

”Taman-taman yang rusak berat ini menjadi fokus kami ke depan. Kami tentu ingin taman-taman di Jakarta Utara benar-benar menjadi taman yang nyaman bagi masyarakat,” kata Agustin di Jakarta, Rabu (25/2).

Untuk sementara, karena anggaran belum turun, pihak Sudin Pertamanan dan Pemakaman hanya melakukan perawatan kecil. Menurut Agustin, pembersihan dan penataan taman dilakukan agar kondisi taman tidak bertambah buruk.

”Selain memperbaiki infrastruktur yang rusak, sejumlah taman juga akan ditinggikan. Dengan begitu, taman bisa sedikit terbebas dari genangan saat hujan deras,” kata Agustin.

Di Jakarta Utara terdapat 122 taman. Sekitar 85 persen dari total taman ini dalam kondisi rusak. Sebagian besar mengalami kerusakan skala sedang, berat, lalu skala kecil. Pada taman yang mengalami kerusakan berat, hampir seluruh taman terendam banjir sehingga tanaman dan alat permainan ikut rusak.

Taman yang rusak itu antara lain Taman Manggar dan Taman Toar yang berada di Kecamatan Koja, serta Taman Yon Air di Kecamatan Cilincing. Selain itu, juga terdapat Taman Boncel di Kecamatan Penjaringan, serta Taman Jalan Bugis dan Taman Karapan Sapi di Tanjung Priok.

Di Taman Rawa Badak Utara, Koja, genangan bahkan masih merendam sebagian wilayah taman. Buruknya drainase dan belum selesainya pembangunan taman membuat kerusakan taman semakin parah.

Cuaca panas

Kepala Seksi Pertamanan Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara Kiagus Arief menambahkan, perawatan taman di Jakarta Utara memerlukan tenaga ekstra. Sebab, selain kontur tanah dan cuaca yang berbeda, banjir juga setiap saat mengancam.

”Jenis tanaman di taman juga harus dibedakan. Dengan cuaca yang jauh lebih panas, bisa dipastikan hanya tanaman tertentu yang bisa tumbuh di wilayah ini,” ujarnya.

Di samping itu, menurut dia, pelibatan masyarakat adalah hal utama ke depan. Warga setempat sebagai pihak yang merasakan langsung manfaat taman seharusnya ikut ambil bagian dalam pemeliharaan taman. (JAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com