Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Hak Angket DPRD Akan Selidiki Buku Trilogi Ahok

Kompas.com - 02/03/2015, 20:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim hak angket Muhammad Ongen Sangaji mengatakan, pokok penyelidikan hak angket akan meluas ke persoalan lain. Salah satunya menyelidiki munculnya anggaran pembuatan buku trilogi mengenai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Kalau buku trilogi itu, nah kan lucu kalau SKPD tidak mengajukan. Tidak mungkin DPRD yang ngajuin. Oleh karena itu nanti (penyelidikan) akan menuju ke sana. Siapa sih yang mengajukan buku trilogi hak angket itu?" ujar Ongen Sangaji, Senin (2/3/2015).

Selain itu, kata dia, penyelidikan hak angket juga meliputi dugaan suap yang dilakukan Basuki atau Ahok.

Ongen mengatakan Basuki menyuap agar dapat memasukkan pengadaan alat berat, tanah, pembebasan lahan, dan alat-alat kesehatan.

Dia mengklaim DPRD DKI memiliki bukti kuat mengenai hal tersebut. Bukti tersebut berupa berkas dokumen dari Basuki. Akan tetapi, kata Ongen, tim hak angket tetap memprioritaskan penyelidikan mengenai dokumen APBD yang diserahkan Ahok ke Kemendagri terlebih dahulu.

Ahok dianggap telah melakukan pelanggaran serius karena tidak mengirimkan Raperda APBD DKI 2015 yang menjadi usulan bersama anggota DPRD dan Pemprov DKI. Ongen mengatakan setelah itu, tim hak angket akan mengumumkan hasil penyelidikannya kepada publik.

Ongen mengatakan penyelidikan bisa berlangsung cepat. "Tetapi penyelidikan pertama adalah kita harus mencari tau APBD yang di Kemendagri itu asli atau palsu," ujar Ongen.

"Nanti kita beritahu kepada masyarakat ini loh sebenarnya yang dibawa Pak Ahok. Kita tunjukkan bukti kita juga, ini loh sambutannya Pak Ahok waktu pembahasan. Kita punya tanda tangan loh, tetapi yang dikirim (ke Kemendagri) kok beda," ujar Ongen.

Usulan pengadaan buku trilogi Ahok tercantum di dalam pos Dinas Pendidikan DKI RAPBD 2015 yang melalui pembahasan Komisi E DPRD DKI.

Sementara di usulan Dinas Pendidikan dalam RAPBD DKI 2015, tak ada pengajuan program pengadaan buku tersebut. Pengadaan buku trilogi tersebut dianggarkan Komisi E DPRD DKI hingga Rp 30 miliar.

Buku rencanaanya akan diterbitkan dalam tiga seri, masing-masing Nekad Demi Rakyat (senilai Rp 10 miliar), Dari Belitung Menuju Istana (senilai Rp 10 miliar), dan Tionghoa Keturunanku, Indonesia Negaraku (senilai Rp 10 miliar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com