Menurut Fajar, setelah bersih, areal bekas penimbunan sampah itu akan diusulkan dibeli Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejauh ini telah diketahui pemilik lahan yang dijadikan TPS liar tersebut.
"Areal itu bisa dijadikan embung untuk menampung air karena kawasan tersebut selalu banjir saat hujan, dan juga digunakan untuk ruang terbuka hijau," paparnya.
Saluran tersumbat
Sejumlah warga Cakung mengungkapkan, permasalahan di tempat tinggal mereka tak hanya sampah. Mereka juga menghadapi masalah banjir setiap kali hujan turun akibat saluran air tersumbat sampah dan urukan tanah.
Warni (50), warga yang tinggal dekat TPS liar di RT 001 RW 005 Pulogebang, mengungkapkan, ia harus membuat pipa cukup panjang untuk menyalurkan air limbah rumah tangganya ke saluran air di RT 002. "Itu pun air di kamar mandi saya kerap tergenang karena saluran air di RT 002 mampat oleh sampah," jelasnya.
Pantauan Kompas menunjukkan sejumlah titik saluran air di Cakung yang dipenuhi sampah dan tumpukan tanah. Air di selokan itu pun menggenang dan nyaris meluber ke jalan.
Ali menambahkan, padatnya penduduk di Cakung menyebabkan permukiman warga tumbuh pesat, sementara pemeliharaan saluran air dan kebersihan lingkungan tak diperhatikan.
"Pantauan kami, ada saluran air di Jalan Radjiman, Kebon Jahe, yang terputus. Namun, setelah ditelusuri, saluran itu diokupasi warga, didirikan rumah di atas. Tepat di atas saluran itu adalah kamar," ujar Ali. (MDN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.