Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aduan ke Ahok, dari Curhat Negara hingga Anggota PDI-P yang Minta Dijadikan Staf

Kompas.com - 11/03/2015, 15:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai aduan serta permohonan bantuan disampaikan warga maupun yayasan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Tak hanya aduan serius perihal sengketa tanah atau tentang perilaku pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di wilayah, tetapi juga aduan dan permohonan warga yang "menggelitik".

Salah satu contohnya adalah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hongkong. Pengirim yang surat bernama Winda itu mencurahkan kegundahan hatinya kepada Basuki karena tak sedikit warga di sana yang merendahkan Indonesia. Winda berkirim surat kepada Basuki ke Balai Kota dengan tulisan tangan yang ditulisnya di sebuah kertas folio.

"Sebelumnya saya minta maaf Pak, mungkin saya terlalu berani atau tidak sopan mengirimkan surat ini. Entah majikan saya mendengar berita di TV, tiba-tiba berkata dengan saya kalau bangsa ini miskin, wah hati saya sakit banget, Pak. Saya kira cukup sekian curhatan dari saya semoga dengan ini semua bisa untuk bahan perbaikan yang berkepentingan agar Indonesia harum di mata dunia. Sekali lagi, saya mohon maaf atas kelancangan saya karena saya rasa Bapak Basukilah yang tepat menerima curhatan saya," begitu inti tulisan Winda. 

Salah seorang staf Sekretariat Gubernur DKI, Maruhal, mengatakan, jika Basuki mendapat surat curhat seperti ini, biasanya surat itu sekadar dibaca saja. Sebab, di dalam surat itu, tidak ada hal yang perlu ditindaklanjuti.

Sementara itu, Syafruddin, yang mengaku sebagai anggota PDI-P dari Sibolga, memohon agar Ahok menjadikannya sebagai staf khusus. Dalam surat itu, Syafruddin mengaku ingin membantu Basuki menyelesaikan permasalahan kemacetan di Ibu Kota.

Masih di dalam suratnya, ia mengklaim memiliki berbagai ide penyelesaian kemacetan Jakarta tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, sementara anggaran yang keluar hanya untuk pembuatan perda maupun pergub serta sosialisasi di media televisi.

Sebelumnya, Syafruddin juga pernah berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Lucu-lucu surat-surat yang masuk ke sini," kata Maruhal, Rabu (11/3/2015). 

Selain dua surat tersebut, ada surat permohonan lainnya, seperti permohonan agar dijadikan pegawai negeri sipil (PNS) DKI, permohonan agar Lurah Duri Pulo jadi saksi di Polda Metro Jakarta Pusat terkait sengketa tanah, dan lain-lain.

Selain keluhan dan pengaduan warga, ada juga warga maupun yayasan yang memohon bantuan berupa dana hingga ucapan terima kasih, seperti permohonan bantuan dana kegiatan ekspedisi gunung di Nepal yang membutuhkan uang Rp 14 juta, ucapan terima kasih atas kepercayaan dukungan dan kerja sama yang telah diberikan Gubernur atas pelaksanaan ekspedisi offroad, dan lain-lain.

Dokumen-dokumen itu masuk pada saat Basuki absen dalam menjalankan aktivitasnya di Balai Kota. Selama dua hari kemarin Basuki tidak masuk, sudah sebanyak 500 surat yang harus dibaca, ditandatangani, maupun didisposisi Basuki.

Khusus untuk mereka yang meminta bantuan dana seperti pembiayaan sekolah atau kesehatan, Basuki akan memeriksanya terlebih dahulu dengan menginstruksikan staf turun ke lapangan. Jika terbukti aduan itu benar, pihaknya bakal segera membantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com