"Kita enggak tahu ada pemadaman listrik atau enggak," ungkap Sudiono, Kepala Sekolah SMK Negeri 6, Jumat (13/3/2015). Sudiono mengatakan, pihak sekolah biasanya meminta PLN agar tidak melakukan pemadaman.
Kendati demikian, sekolah tidak berdaya jika PLN tetap melakukan pemadaman akibat pasokan listrik yang kurang. Sementara itu, SMK Negeri 6 sendiri tidak memiliki genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik.
Jika pada hari pelaksanaan terjadi pemadaman listrik, hal tersebut diperkirakan dapat berakibat pada pengunduran UN dengan sistem CBT di SMK Negeri 6.
"Kalau sampai mati lampunya berarti semua mundur. Kalau mati lampu dua sampai tiga jam, masa mau ujian sampai tengah malam?" tutur Sudiono.
Perlu diketahui, UN di SMK Negeri 6 dilangsungkan dari 13-16 April 2015 dan terbagi atas tiga gelombang setiap hari. Gelombang pertama mulai pukul 07.30 sampai 09.30 WIB, gelombang kedua pukul 10.30 sampai 12.30 WIB, dan gelombang ketiga pukul 14.00 sampai 16.00 WIB.
Selain listrik, Sudiono juga mengkhawatirkan ketersediaan jaringan internet pada saat pelaksanaan ujian. "Itu ada jaminan enggak putus enggak?" kata Sudiono.
Anak inklusi
Menjelang pelaksanaan UN, SMK Negeri 6 juga masih mengalami kendala berupa fasilitas bagi seorang siswa mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Sudiono mengungkapkan kendala tersebut dirasakan pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
"Nanti kalau tes Bahasa Inggris itu kan ada naskah soal yang dibacakan. Kalau ada siswa tunarungu, what can i do?" ucap Sudiono.
Terkait hal ini, Sudiono akan mengirim surat kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Hingga kini, Sudiono mengatakan belum ada solusi untuk menangani kendala tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.