Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ketua DPRD DKI Absen Saat Rapat Banggar Semalam?

Kompas.com - 21/03/2015, 07:52 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penetapan penggunaan APBD DKI menggunakan peraturan gubernur (pergub) tidak dihadiri Ketua Badan Anggaran (Banggar) yang juga Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi. Sebelumnya, Prasetio-lah yang menjanjikan kepada Gubernur DKI Jakarta bahwa DPRD akan sepakat mengeluarkan peraturan daerah (perda), bukan pergub.

"Dia (Pras) sakit kok. Beneran sakit," kata M Taufik menjawab pertanyaan mengenai keberadaan Prasetio seusai rapat pimpinan (rapim), Sabtu (21/3/2015) dini hari.

Taufik membantah jika ketidakhadiran Prasetio sebagai bentuk penghindaran untuk mengambil keputusan yang bertentangan dengan rencana awalnya, yaitu mendukung Perda APBD DKI 2015. Taufik justru meyakini bahwa Pras bahkan berada di pihaknya, yaitu mendukung pergub.

"Pak Pras pasti sama kita, kamu ini mengkhayal aja. Saya ini sahabat lamanya. Jadi saya tahu, dia enggak akan menghindari apa pun. Kita tetap bisa mengambil keputusan. Saya kira apa yang dipikirkan Prasetio sama dengan kita semua," ucapnya.

Hal ini dipertegas oleh Ketua Fraksi Hanura Muhammad "Ongen" Sangaji. Menurut Ongen, saat itu Prasetio hanya menyampaikan secara personal terkait keinginannya menggunakan perda. Namun, hal tersebut tidak berlaku jika partainya (PDI-P) memutuskan untuk mendukung pergub sebagai acuan APBD DKI.

"Pak Pras kan bahasanya pribadi. Tapi ketika partai sudah memutuskan, dia harus ikut partai. Pak Boy (Sadikin) kan sudah memutuskan selaku pimpinan partai. Siapa pun harus patuh pada fraksi," timpalnya.

Sebelumnya, Prasetio bertemu dengan Basuki dan menyatakan mendukung Perda APBD DKI 2015. Dia bahkan menerima password e-budgeting dari Basuki.

Selain tidak dihadiri Prasetio, rapat Banggar yang membahas hasil memasukkan e-budgeting juga tidak dihadiri perwakilan dari tiga fraksi, yakni Nasdem, Golkar, dan PDI-P. Pihak Banggar DPRD DKI pun memutuskan menggunakan pergub setelah waktu yang tersedia dipastikan tidak memungkinkan untuk melakukan pembahasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com