Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tak Berujung untuk Meramu Satu Jabodetabek

Kompas.com - 30/03/2015, 19:25 WIB

Namun, Ferry juga memberikan "ultimatum". "Coba sekarang dalam 4-5 tahun ke depan, kita semua pemerintah daerah, pusat, akademisi, dan swasta berpikir dan bertindak nyata. Kalau masalah integrasi ini belum terjawab juga, sudahlah kita tutup saja (tidak perlu lagi ada rencana-rencana itu)," katanya.

Ferry sekali lagi menegaskan bahwa membangun sinergi Jabodetabek sebagai satu kawasan bukan bertujuan meluaskan kota Jakarta. "Tetapi, membangun kawasan untuk hidup yang layak bagi semua warga Jabodetabek. Untuk itu, harus ada keseimbangan dengan daya dukung lingkungan," katanya.

Ego politik

Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, sinergi Jabodetabek ini sulit tercapai karena ego tiap daerah. Sementara sentimen sosial antarwarga antardaerah, kata Yayat, lebih dipicu ketimpangan pembangunan selama ini. Jika pembangunan merata dan menyejahterakan rakyat, tentu mereka mendukung sinergi ini.

Kepala Laboratorium Program Studi Teknik Sipil Universtas Pakuan Budi Arief mengatakan, jika semua kepala daerah di Jabodetabek dan pemerintah pusat cukup punya tekad kuat, misalnya, amat mudah membangun transportasi massal.

"Untuk atasi yang saat ini sudah kejadian, tol tumbuh tapi tetap macet di mana-mana, mengapa tidak membangun jalur kereta api di sisi tiap jalan tol? Jalur KA tidak akan banyak memakan tempat. Terobosan di bidang jaringan kereta api akan terjadi, sesuatu yang seharusnya dilakukan sejak dulu," katanya.

Dekan Fakultas Pertanian IPB Ernan Rustiandi mengatakan, terkadang lelah mendorong dan menunggu terwujudnya sinergi. Akan tetapi, upaya ini harus tetap digulirkan agar cita-cita itu terwujud.

Pernyataan tegas Menteri Ferry pun belum mencerminkan kebulatan tekad pemerintah. Masih banyak kementerian lain yang perlu dirangkul. Belum lagi kepala daerah dari tiga provinsi di Jabodetabek dan lebih dari 10 wali kota/bupati yang wajib dilibatkan.

Pekerjaan besar ini akan menemukan akhir bahagianya hanya jika pemerintah di semua lini serius. Tentu saja warga pun tak boleh lelah mengkritik dan mendorong terjadinya perubahan baik itu. (NELI TRIANA/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO)

----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas edisi Senin, 30 Maret 2015, dengan judul "Jalan Tak Berujung untuk Meramu Satu Jabodetabek"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com