Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Ahok, Tiga Pria Ini Laporkan Menteri Yohana ke Polda Metro

Kompas.com - 31/03/2015, 15:42 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang pria yang mengaku berasal dari Front Pembela Ahok (FPA) melaporkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise ke Polda Metro Jaya pada Senin (30/3/2015). Mereka melaporkan Yohana atas tuduhan penistaan atau fitnah kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Pernyataan Ibu Yohana tidak berdasar dan tidak memiliki pijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Terutama untuk perkataan yang menyatakan kata-kata kasar yang disampaikan Pak Ahok adalah didikan dari keluarga," ujar Ketua Bidang Hukum FPA Parulian Hutahaean di Mapolda Metro Jaya, Senin siang.

Menurut dia, di salah satu pemberitaan media online, Yohana pernah melontarkan perkataan bahwa yang tidak baik dari seorang pejabat merupakan cerminan dari didikan keluarganya. Parulian menganggap hal itu tidak sesuai dengan fakta.

"Kalau didikan keluarga, tentu saja Pak Basuri (adik Ahok) juga berkata kasar, nyatanya tidak kan?" ucap Parulian.

Dia menegaskan, penilaian Yohana terhadap Ahok prematur. Sebab, ia tidak mengenal keluarga Ahok. "Pak Ahok adalah orang yang berani melawan korupsi, makanya kami mendukung Pak Ahok. Pribadi beliau yang berani melawan korupsi adalah bagian dari pendidikan keluarga," ujar pria yang mengaku belum pernah bertemu dengan sosok Ahok ini.

Parulian pun membawa bukti berupa satu print out screenshot media online yang dimaksud. Namun, saat dikonfirmasi ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, petugas mengaku belum dapat menerima laporan tersebut.

Alasannya, data yang dibawa pelapor belum lengkap. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, polisi bisa menerima laporan bila data yang dibawa pelapor lengkap.

Laporan apapun bisa diterima asalkan data yang dibawa dinilai cukup. "Kalau belum lengkap, makanya kami minta dilengkapi dulu. Jadi bukannya ditolak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com