“Kita buat lantai dua supaya pada lewat atas. Enggak ada lagi yang lompat-lompat dari peron,” kata Lina.
Fasilitas yang disediakan untuk mencapai lantai dua juga terbilang cukup lengkap. Setidaknya ada dua tangga biasa yang terpasang di sisi kanan kiri dalam stasiun. “Kalau masih muda-muda naik tangga lah ya,” kata Lina.
Sedangkan empat tangga jalan, masing-masing dua untuk naik dan turun, berada di arah selatan Stasiun Palmerah. Kedua eskalator ini diperuntukkan bagi orang yang sudah agak renta dan membawa barang-barang banyak.
“Kalau yang udah agak renta bisa naik tangga jalan,” ucap Lina.
Selain itu, fasilitas lainya, yakni lift. Dua lift sudah terpasang tepat berada di depan tangga jalan. Nantinya, lift ini khusus diperuntukkan bagi penumpang yang sudah renta dan tak kuat lagi naik turun. Fasilitas pendukung Tepat di lantai dua, nantinya penumpang yang cukup banyak akan lalu lalang. Untuk memberikan kenyamanan, pihak Dirjen Perkeretaapian setidaknya membuat toilet khusus perempuan dan laki-laki. Masing-masing, kata Lina, terdiri dari 12 kamar kecil.
“Khusus penyandang cacat juga disediakan toilet sendiri,” ujar Lina.
Selain itu, pendukung lainnya juga disiapkan, yakni musholla. Tak tanggung-tanggung, dua musholla yang berada di kanan dan kiri lantai dua sudah disiapkan untuk penumpang yang hendak menunaikan ibadah shalat.
Lina menambahkan pihaknya membuat ruang khusus untuk ibu menyusui. Hal ini didorong agar bisa memudahkan para ibu yang membawa bayi bisa memberikan ASI lebih khusus dan tidak di tempat umum. Atap yang melengkung, kata Lina, merupakan bagian untuk menghindari penumpang agar tidak kehujanan dan kepanasan saat menunggu di Stasiun Palmerah. Selain itu, nantinya akan menjadi ciri khas bagi Stasiun Palmerah itu sendiri.
"Ini jadi ciri khas Stasiun Palmerah. Stasiun lainnya juga gitu kok. Beda-beda," ucap Lina.
Perawatan
Bagi Lina, merenovasi Stasiun Palmerah merupakan bagian yang penting untuk penunjang kenyamanan dan keselamatan penumpang. Kendati demikian perlu ada perawatan yang sebanding agar fasilitas tak cepat rusak.
“Biasanya yang kurang itu dari perawatannya,” kata Lina.
Lina menambahkan, pihaknya merupakan regulator. Sementara itu PT KAI merupakan operator. Sehingga yang bertanggungjawab terhadap perawatan yakni PT KAI sebagai operator.
Lina menuturkan perawatan harus dilakukan minimal satu bulan sekali. Namun, kerap kali perawatan tidak dilakukan dengan baik. Sehingga seringkali terjadi kerusakan di beberapa fasilitas begitu cepat.
Untuk Stasiun Palmerah, Lina berharap PT KAI sebagai operator harus serius dalam merawat Stasiun Palmerah. Sebab renovasi ini, kata Lina, diperuntukkan bagi masyarakat bukan hanya sekadar gaya-gayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.