Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap "Tuli", Ini Reaksi Anggota DPRD DKI

Kompas.com - 09/04/2015, 14:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif membantah jajarannya "tuli", alias tidak kritis terhadap kebijakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang menghapus jabatan wakil lurah pada Januari lalu. Syarif mengklaim saat itu Komisi A sudah sempat meminta jawaban resmi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Menurut Syarif, saat itu Kepala BKD Agus Suradika mengatakan bahwa jabatan Wakil Lurah tidak dihapus, melainkan dikosongkan. Dengan demikian, tidak ada peraturan perundang-undangan yang dilanggar.

"Kita sudah waktu menyampaikan penolakan dan masukan ke BKD. Cuma waktu itu Pak Agus Suradika bilang kalau jabatannya tidak dihapus, tetapi dikosongkan," ujar Syarif, di Gedung DPRD DKI, Kamis (9/4/2015).

Komisi A adalah komisi di DPRD DKI Jakarta yang mengurus masalah di bidang pemerintahan.

Sebagai informasi, pengamat politik Amir Hamzah menyesalkan Menteri Dalam Negeri maupun DPRD DKI yang ia anggap tidak peka saat Ahok, sapaan Basuki membuat kebijakan menghapus jabatan wakil lurah.

Padahal, ia menganggap kebijakan itu melanggar Undang-Undang nomor 29 tahun 2007 yang mengatur tentang DKI Jakarta sebagai Ibu Kota NKRI.

Atas dasar itu, Amir menganggap bila mengacu pada peraturan yang berlaku, Ahok sebenarnya sudah bisa diberhentikan sementara selama tiga bulan.

"Dulu dia hapus itu yang namanya jabatan Wakil Lurah. Padahal pada Pasal 22 ayat 1 UU Nomor 29 tahun 2007 disebutkan bahwa Kelurahan dipimpin oleh lurah dibantu oleh seorang wakil lurah," kata Amir, saat menghadiri sebuah diskusi, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (8/4/2015).

"Tapi mungkin karena menterinya buta, DPRD-nya tuli. Saat itu tidak ada yang mengkritisi soal kebijakan itu. Mungkin karena menterinya dari PDIP, dan gubernurnya berkiblat ke PDIP, jadinya dibela dan dianggap sah-sah saja," ujar dia.

Mulai tahun 2015, jabatan wakil lurah lingkungan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dikosongkan. Kebijakan ini dilakukan saat dilakukannya perombakan besar-besaran pejabat pada Januari lalu.

Dikosongkannya jabatan tersebut disebabkan karena adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di tiap-tiap kelurahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com