Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Gaya Ahok Rayu Warga Bantaran Kali Mookervart

Kompas.com - 09/04/2015, 11:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama meninjau pekerjaan jalan inspeksi dan normalisasi Kali Mookervart, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berbincang dan merayu warga bantaran untuk bersedia dipindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) terdekat. Salah satu contohnya saat bertemu seorang ibu rumah tangga bernama Dairah yang sudah menetap selama 35 tahun di bantaran Kali Mookervart.

Basuki langsung memanggil Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi untuk menemukan solusi bagi Dairah dan warga lainnya. 

"Pak Wali, ini kalau kasusnya kayak ibu ini, DKI harus beli lahannya dan bayar sesuai harga pasar, asal ibu ini punya surat lengkap," kata Basuki kepada Anas, di jalan inspeksi Kali Mookervart, Jakarta Barat, Kamis (9/4/2015).

Kemudian Basuki bertanya apakah Dairah memiliki kelengkapan surat kepemilikan lahan. Dariah pun mengangguk dan menjawab bahwa ia memiliki sertifikat dan surat kepemilikan lahan yang didudukinya kini.

Namun, karena pekerjaan pembangunan jalan inspeksi dan normalisasi Kali Mookevart mendesak, Basuki mengimbau Dairah untuk merelakan rumahnya dibongkar dan ia dipindah ke rusun.

"Ibu nanti kami bayar tanahnya sepakat sesuai harga pasar, jadi nanti ibu pas pindah ke rusun juga punya modal dan ibu bisa dagang juga. Ibu nanti pindah ke Rusun Daan Mogot, lokasinya dekat sini, rusun itu pakai lift tinggi, kayak Mal Central Park, kayak apartemen, Bu," rayu Basuki kepada Dairah.

"Tolong Pak, kalau mau dibongkar ya kami diberi uang ganti rugi sesuai harga pasar. Saya tinggal di sini seumur hidup, Pak," kata Dairah.

"Iya Bu, jadi relokasinya bertahap. Kalau rusun kami belum siap juga, kami enggak akan minta ibu pindah dan rumah ibu enggak kami gusur. Jadi nanti ibu mau ya direlokasi ke rusun dan kami kasih usaha juga, di sana nanti ada masjid raya besar. Saling kerja sama ya, Bu," kata pria yang biasa disapa Ahok itu. 

Sementara itu, Koordinator Proyek Jalan Inspeksi Heryanto mengatakan, seharusnya lebar trase Kali Mookervart sebesar 20 meter dan jalan inspeksi direncanakan dibangun hingga delapan kilometer.

"Trase Kali Mookervart sekarang baru 7,5 meter dan panjang jalan inspeksi yang baru dikerjakan sepanjang 2,2 kilometer," kata Heryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com