Presiden Jokowi pagi tadi memang sengaja memanggil Ahok dan Prasetio ke Istana. Jokowi ingin memediasi mereka soal perseteruan yang mengancam pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.
Pembicaraan dilakukan dengan santai untuk meredam panasnya konflik yang ada. Jokowi mengajak Ahok dan Prasetio berbicara di atas sofa empuk warna abu-abu yang ada di teras Istana Merdeka.
Sofa ini merupakan furnitur baru yang ditempatkan oleh staf istana beberapa waktu lalu.
Menghadap ke arah taman tengah istana yang dihiasi pohon-pohon trembesi nan rimbun, sofa ini tampaknya menjadi favorit Jokowi kala dia ingin berbicara serius tetapi santai dengan menteri maupun pejabat lembaga negara di sana.
Ditemani teh dan kopi, Jokowi, Ahok, dan Prasetio berbincang selama 1,5 jam. Pembicaraan ini tidak bisa diliput oleh media massa. Namun, seetelah 1,5 jam berlalu, media diminta mendekat ke Istana Merdeka lantaran ketiganya ingin menggelar jumpa pers.
Berdamai
Jokowi mengawali pernyataan dengan mengungkapkan konflik APBD 2015 harus dihentikan secepatnya.
"APBD 2015 seluruh prosesnya harus segera diselesaikan secepatnya. Kemudian langsung bisa kerja, langsung bisa kirimkan kepada masyarakat, program-program yang telah ditentukan. Jadi, bekerja untuk masyarakat, bekerja untuk DKI. Secepatnya," kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi disambut anggukan dari Prasetio maupun Ahok. Keduanya setuju bahwa ke depan Pemerintah Provinsi DKI harus bekerja dan anggaran untuk kepentingan warga Ibu Kota tidak boleh dikorbankan.
Prasetio yang juga politisi PDI-P ini bahkan menyatakan partainya dipastikan tidak akan mengajukan hak menyatakan pendapat (HMP).
Dia akan melaporkan hasil pertemuan itu ke pimpinan DPRD DKI Jakarta dan fraksi yang ada. Prasetio berharap agar usulan HMP bisa berujung pada musyawarah.
"Kalau sampai angket kan lain cerita. Kalau sampai ada rujukan lainnya akan sulit. Saya enggak mau komentar banyak, makanya yang penting musyawarah," ujar Prasetio.
Prasetio juga berulang kali menyatakan media massa untuk tidak membuat berita yang provokatif. Dia berharap ke depannya tidak ada lagi pernyataan-pernyataan yang dibenturkan antara DPRD DKI Jakarta dan Ahok.
"Jadi, Pak Gubernur jangan dipancing-pancing, soalnya repot semua," canda Prasetio yang disembut tawa Ahok dan Jokowi.
Tak banyak bicara
Ahok yang terlihat tenang dan tampak tak banyak bicara akhirnya baru buka suara setelah Jokowi meminta mantan politisi Partai Golkar dan Gerindra itu memberikan pernyataan menjelang akhir jumpa pers. Ahok langsung menyinggung soal kesepakatannya dengan Prasetio soal APBD 2015.
"Kalau pergub kan akan diteken, tanggal 20 sudah bisa dipakai. Undangan akan cair. Beberapa sudah mendahului nggak ada masalah. Tadi juga dari Ketua (Prasetio), ada lelang bangunan tender yang harus tahun jamak, dan harus izin DPRD, mereka akan beri izin," ucap Ahok.
Dia menyatakan bahwa PDI-P akan membelanya terkait pengajuan hak menyatakan pendapat. Hubungan Ahok dan PDI-P yang sempat terlihat merenggang pun rekat kembali.
Ahok mengungkapkan bahwa dia juga bagian dari PDI-P yang mengajukannya sebagai calon wakil gubernur bersama Jokowi yang saat itu maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Pria yang kerap berbicara meledak-ledak ini memang terlihat "kalem" dalam pertemuan itu. Soal ini, Ahok pun melontarkan candaan.
"Saya sudah lapor tadi. Saya sudah minum obatnya lebih pas 1,5 tablet. Ha-ha-ha," celetuk Ahok yang kembali menghangatkan suasana.
Dia mengatakan, soal kebiasaannya berbicara meledak-ledak, itu juga sempat disinggung oleh Prasetio.
"Pak Pras bilang jangan banyak omong lagi kami. Jangan banyak tanya lagi. Jadi, pakai jubir ni kita. Ha-ha-ha," Ahok berseloroh.
"Kalau senyum-senyum begini kan enak," sahut Prasetio sambil menutup perbincangan dengan media. Ahok dan Prasetio pun meninggalkan istana setelah berfoto bersama Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.