Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Prostitusi "Online" Menggeliat di Jakarta

Kompas.com - 17/04/2015, 08:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Eko mengatakan, konsumerisme menjadi salah satu alasan ada perempuan yang rela menggeluti dunia prostitusi online. Meski dianggap alasan klasik, gaya hidup metropolis selalu berkaitan dengan uang.

Tak heran jika Ida mengatakan bahwa perempuan yang masuk dalam dunia prostitusi karena dua hal. Pertama, karena terpaksa oleh struktur yang ada; kedua, karena keinginan sendiri.

Namun, keduanya dianggap tak bisa dilepaskan dari motif ekonomi. Bahkan, sebagian orang sudah menganggap sebagai pekerjaan yang tak bisa dilepaskan begitu saja.

Murah dan aman

Dunia prostitusi online yang diorganisasi oleh mucikari dinilai cukup aman. Ini salah satu alasan lainnya praktik ini tumbuh subur di Jakarta.

“Gue enggak berani kalau langsung ketemu. Biasanya ada kode-kode sendiri,” kata Dik.

Biasanya harga yang dipatok mulai dari Rp 350.000. Harga tersebut tergantung dengan kualitas perempuan penyedia jasa seks komersial. Semakin bagus, harga pun semakin meroket.

Eko membenarkan soal keamanan yang diberikan oleh para mucikari prostitusi online. Mereka akan lebih berhati-hati soal pelanggan dan keamanan tempat bertemu.

Lemah hukum

Merebaknya dunia prostitusi online di Jakarta dianggap Ida sebagai lemahnya kontrol kepolisian. Selama ini, hukum terkait prostitusi hanya dikenakan pada kalangan kelas bawah.

Dengan demikian, tak jarang muncul sikap standar ganda bagi kalangan bawah. Ida menyebut beberapa lokasi prostitusi dibiarkan subur dan tak tersentuh, misalnya Jalan Hayam Wuruk atau Gajah Mada. Bahkan, Taman Sari yang dianggap kian kompleks menyoal prostitusi.

Eko sendiri pernah melakukan penelusuran ke salah satu mucikari yang pernah digerebek usahanya. Setelah penggerebekan dan ditangkap para gembong prostitusi online tersebut, mereka dilepaskan begitu saja. Ini yang kemudian dianggap tidak mendukung kelas bawah yang kerap kali jadi sasaran hukum sebelah mata bagi prostitusi online.

Namun, untuk menekan angka prostitusi online, masyarakat dinilai perlu untuk melakukan pengawasan. Secara hukum pidana, para pelaku yang menjajakan dirinya sendiri memang tidak dapat terkena sanksi. Kendati demikian, mereka tak bisa dari peraturan daerah (perda) yang mengatur mengenai kesusilaan.

“Di samping minuman keras, kan juga ada pelacuran yang dikenakan sanksi oleh perda,” sebut Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com