"Itu hanya kesalahan teknis. Tapi nantinya tidak mungkinlah akan seperti itu," kata Yusmada kepada Kompas.com, Jumat (17/4/2015).
Yusmada mengaku tidak mengetahui perihal adanya sejumlah spanduk proyek yang mencantumkan kalau proyek tersebut adalah proyek pembangunan jalan layang non-tol (JLNT), bukan jalan layang busway Koridor 13. Dia berjanji akan segera memberikan peringatan kepada pimpinan proyek tersebut.
Pada gambar yang diperoleh Kompas.com, salah satu spanduk tersebut berlokasi di kawasan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Perusahaan yang mengerjakan paket di lokasi tersebut adalah PT Jaya Konstruksi.
"Terima kasih infonya. Nanti saya akan peringatkan itu pimpronya (pimpinan proyek)," ujar Yusmada.
Sebelumnya, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menemukan sejumlah rancangan jalan layang koridor 13 yang di dalamnya memunculkan ilustrasi mobil pribadi. Tidak hanya itu, mereka juga menemukan sejumlah spanduk proyek juga tertulis kalau proyek tersebut adalah proyek pembangunan JLNT, bukan jalan layang busway koridor 13.
Atas dasar itu, mereka menyatakan meragukan klaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menyatakan jalan layang busway koridor 13 hanya untuk bus transjakarta. ITDP menganggap emblem-emblem transjakarta hanya pemanis agar kepentingan utama dibalik pembangunan jalan layang tersebut bisa terlaksana. Kepentingan tersebut yakni pembangunan jalan layang untuk mobil pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.