JAKARTA, KOMPAS.com - Pintu akses menuju atap tempat Sebastian Manuputi (32) melompat di Stadion Utama Gelora Bung Karno seharusnya terkunci. Namun, polisi menemukan kunci tersebut dalam kondisi rusak.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, rusaknya kunci pintu menuju atap itu bukan rusak baru.
"Itu sudah rusak lama," kata dia saat dihubungi, Sabtu (2/5/2015).
Sehingga, polisi menduga bukan Sebastian lah yang merusaknya, melainkan kunci pintu memang sudah dalam kondisi rusak. Hal ini, kata dia, merupakan tanggung jawab pengelola GBK. Lolosnya Sebastian ke akses terbatas itu pun juga menurut Tatan merupakan tanggung jawab pengelola. Pasalnya, Sebastian adalah salah satu buruh yang datang ke GBK untuk menonton konser.
"Kalau yang lolos itu teroris, baru boleh salahkan polisi. Ini kan korban adalah satu buruh yang menonton konser, jadi tidak bisa dibilang polisi kecolongan," kata Tatan.
Sebelumnya, Sebastian melompat dari atap tribun Stadion Utama GBK. Saat itu, di stadion sedang berlangsung konser Hari Buruh oleh band Ahmad Dhani.
Sebelum melompat, sejumlah saksi mata melihat pria itu sempat membalut diri dengan kain hitam dan menyalakan api. Ia kemudian melompat dan membentur besi-besi penyangga atap panggung. Kepalanya terbentur lebih dulu sehingga meninggal seketika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.