Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyemir Sepatu Ini Mengaku Tak Pernah Cicipi Program Sosial Pemerintah

Kompas.com - 10/05/2015, 06:20 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Khaerudin (36), warga Kampung Beting Jaya RT 8/18, Tugu Utara, Jakarta Utara (Jakut), tampak cekatan menyemir sepatu seorang pelanggannya di sebuah warung di kawasan Koja, Sabtu (9/5/2015) siang. Sesekali, bapak dua anak itu menyeka keringat yang menetes di dahinya tanpa menghentikan aktivitasnya.

Udin, begitu ia akrab disapa, mengaku merasa terasing di kotanya sendiri. Meski, tinggal di ibu kota dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI, namun tukang semir tersebut, mengaku tidak pernah merasakan program-program dari pemerintah, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), hingga Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dan lainnya.

"Boro-boro dapat bantuan PSKS, KJS, Raskin, atau bantuan lainnya. Waktu istri dan saja sakit saja tidak dapat BPJS (kesehatan), dua anak saya tidak dapat KJP. Jadi, sebetulnya, program-program itu untuk siapa. Kok saya tidak dapat?" kata Udin.

Sambil menggarap sepatu pelanggannya, Udin sempat berbicara banyak soal program Pemprov DKI Jakarta terkait bantuan terhadap warga kurang mampu seperti dirinya. Sebab, Pemprov DKI, kerap mendengungkan pengentasan kemiskinan yang menyasar warga miskin dan kurang mampu, melalui program-progamnya. Namun kenyataannya, kata Udin, masih banyak warga kurang mampu yang belum dapat merasakan fasilitas tersebut.

Menurut Udin, dirinya tidak menutup mata jika fasilitas tersebut justru kerap disalahgunakan oknum yang dikategorikan mampu untuk mendapat prioritas utama. Udin hanya bisa menelan ludahnya sendiri saat tetangganya yang mampu, mendapat bantuan raskin, subsidi BBM dan sebagainya. Sedangkan dirinya yang seharusnya dapat, justru hanya bisa jadi penonton.

"Kita yang miskin enggak kebagian. Giliran orang yang mampu, kok malah dapat juga (fasilitas). Kan, mereka ekonominya cukup, kok masih perlu bantuan. Itu kan hak kita," ucap pria yang berpenghasilan Rp 25 ribu - Rp 50 ribu per hari tersebut.

Dari penghasilannya yang tak menentu itu, Udin mengaku tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD, Riska (8), kerap mengeluhkan tunggakan SPP yang belum dibayar. Belum termasuk kebutuhan anak bungsunya, Ayunih (3), terkait asupan gizi berupa susu dan keperluan balita lainnya.

"Pokoknya, saya tetap usahakan selalu sehat supaya anak istri bisa makan. Kalau pun sakit, saya harus siapkan uang tabungan sedikit, setidaknya anak istri masih bisa makan meski hanya sehari sekali. Karena saya sekeluarga pantang jadi pengemis," tutur pria asal Karawang, Jawa Barat tersebut.

Meski mengaku kecewa tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah, dirinya tetap optimis dalam menghadapi kerasnya kehidupan di ibu kota. Bahkan, penghuni kontrakan seharga Rp 350 ribu per bulan tersebut rela kerja keras demi menafkahi istri dan dua anaknya yang masih kecil.

Udin mengaku kerap berjalan puluhan kilometer dari kontrakannya ke kantor-kantor untuk menyemir sepatu. Jam operasionalnya dimulai sejak pukul 08.00-22.00 WIB. Setiap hari, bapak dua anak itu mendatangi setiap kantor atau warung makan guna menawarkan jasa menyemir sepatu.

"Kalau lagi normal sih masih banyak juga orang yang mau disemir sepatunya. Tapi kalau pas musim hujan, jarang ada orang yang mau semir (sepatu). Kalau sudah begitu, saya cuma bisa pasrah," ucap Udin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com