Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyerobot Kursi Khusus Penyandang Cacat

Kompas.com - 13/05/2015, 12:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Fasilitas untuk orang berkebutuhan khusus kerap diserobot oleh orang normal. Pemandangan ini kerap terlihat di fasilitas publik, seperti kereta api, dan bahkan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Jakarta Pusat.

Di PTSP Jakarta Pusat, ruang tunggu khusus penyandang cacat berada tepat di depan pintu yang berada di lantai dasar. Empat kursi berjejer kanan dan kirinya tampak diberi pembatas.

Saat memasuki ruang tersebut, Kompas.com mendapati salah seorang dengan pakaian pegawai negeri sipil (PNS) tengah duduk di ujung kanan bangku ruang tunggu khusus penyandang cacat. Pria tersebut tengah bermain telepon genggam. Sesaat kemudian, pria tersebut langsung berlalu dan meninggalkan ruangan PTSP.

Tak berselang lama, seorang warga yang sedang menunggu antrean juga terlihat mendekati ruang khusus penyandang cacat. Pria tersebut sempat melihat tanda bertuliskan "ruang khusus penyandang cacat" yang terpasang di sebelah kanan. Namun, ia langsung mengabaikannya dan duduk.

Selain itu, seorang warga lainnya yang tengah mengantre juga terlihat mendekati tempat khusus penyandang cacat tersebut. Mereka langsung menduduki kursi tersebut.

Petugas keamanan setempat yang berjaga di depan pintu masuk tidak menegur. Mereka seperti tidak melihat pelanggaran yang dilakukan warga di tempatnya. Salah seorang petugas keamanan yang berjaga di sana malah turut duduk di kursi tersebut. Ia sempat menyenderkan kepalanya dan terlelap sesaat.

Aksi tersebut terlihat lumrah. Tak ada orang yang menegur, hanya berkomentar. "Duh, itu kok banyak yang duduk di tempat penyandang cacat ya," kata seorang warga yang mengantre.

Ia menyesalkan warga yang tidak mematuhi aturan dan terkesan tidak peduli terhadap ruang khusus yang disediakan untuk penyandang cacat. "Itu biasanya dipakai buat tunanetra," kata dia, lagi-lagi hanya berkomentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com