Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Uang Palsu Bermodal "Scanner" dan Photoshop

Kompas.com - 27/05/2015, 15:20 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para pemalsu uang yang ditangkap polisi pada Selasa (26/5/2015) malam menggunakan keahlian olah digital untuk menjalankan kejahatan mereka. Bermodal scanner, mereka memindai uang asli pecahan seratus ribuan untuk diduplikasi.

Berkas duplikasi hasil pemindaian itu lalu mereka olah lagi di aplikasi Photoshop. Mereka juga menambahkan nomor seri secara berurutan pada masing-masing uang.

"Di tempat itu alatnya sangat lengkap, ada sembilan buah printer dan dua laptop," kata Kanit Krimsus Polres Jakarta Selatan AKP Riki Yariandi, Rabu (27/5/2015) siang.

Setelah proses olah digital selesai, berkas uang palsu itu dicetak menggunakan lembaran kertas roti. Uang yang berhasil dicetak kemudian disablon dan disulam untuk menimbulkan efek gambar dalam dan efek benang pengaman.

Sebelum diedarkan, uang palsu itu juga dilaminating dan dipotong sesuai ukuran aslinya. Dari pengamatan Kompas.com, uang palsu tersebut sebenarnya memiliki perbedaan yang kentara bila diperhatikan secara saksama. Lembaran uang itu memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan uang asli yang lebih kasar.

Kertas pada uang palsu juga lebih tipis serta berbau tinta yang lebih menyengat. Dari visualnya, resolusi gambar di uang palsu juga tidak tajam. Namun, saat diedarkan, uang ini menggunakan bundel dari salah satu bank sebagai pembatas.

"Dari keterangan pelaku, uang itu belum sempat diedarkan, sepertinya baru selesai produksi saat digerebek. Ada 200 lembar yang belum dipotong," ujar Riki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com