Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Bajaj Dijanjikan Kemudahan Pengajuan Kredit di Bank DKI

Kompas.com - 28/05/2015, 12:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta berjanji  membantu pemilik bajaj 2-tak yang memiliki keterbatasan dana untuk meremajakan bajajnya. Hal itu dilakukan untuk mempercepat peremajaan bajaj dari yang bermesin 2-tak ke mesin gas.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dishubtrans Emanuel Kristianto mengatakan bahwa pada dasarnya Dishubtrans tidak memiliki kewenangan untuk menentukan dan ikut campur dalam menentukan harga bajaj BBG yang ada di pasaran. Namun, Emanuel berjanji akan membantu pemilik bajaj dalam pengajuan kredit.

"Masalah dia beli dengan cara apa, itu kita serahkan pada mekanisme pasar. Jadi kita tidak ikut-ikutan nentuin harga dan mereka harus ngambil ke siapa. Tapi kalau mereka ada kesulitan, minta bantuan pasti kita fasilitasi. Misal butuh bantuan kredit ke Bank DKI pasti kita bantu," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Menurut Emanuel, saat ini di seluruh Jakarta terdapat sekitar 14.000 bajaj. Jumlah tersebut terdiri atas sekitar 7.000 bajaj BBG dan sekitar 7.000 bajaj 2-tak. Ia menyebut jumlah bajaj BBG yang ada saat ini telah mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.

"Bajaj BBG sekarang sudah tujuh ribuan. Sekarang jumlahnya udah fifty-fifty (dengan bajaj 2-tak). Kalau tahun kemarin masih 6 ribu BBG, 8.000 2-tak," kata Emanuel.

Emanuel mengatakan selain akan membantu pemilik bajaj dalam pengajuan kredit di Bank DKI, pihaknya juga akan berusaha menumbuhkan minat pihak swasta agar mau berkecimpung dalam bisnis impor bajaj.

Hal itu bertujuan untuk menambah jumlah pasokan bajaj di pasaran. Ia menilai jumlah bajaj BBG yang saat ini ada di pasaran belum cukup untuk memenuhi jumlah permintaan.

"Pengusaha sebenarnya pengen, karena secara ekonomis bajaj BBG lebih hemat. Cuma kendalanya pasokan bajaj. Karena cuma ada 2-3 importir. Sedangkan kebutuhannya besar," ujar Emanuel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com