Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Seksual, Penyebab Terbesar Penyebaran AIDS

Kompas.com - 17/06/2015, 20:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta mengatakan, hubungan seksual berisiko menjadi aktivitas penyebar HIV tertinggi di wilayah Ibu Kota.

Menurut Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi KPAP DKI Jakarta John Alubwaman kepada Antara di Jakarta, Rabu, dari total 32.782 penderita HIV/AIDS di Ibu Kota, sebanyak 70-80 persennya tertular dari hubungan seksual.

"Selama tiga sampai empat tahun terakhir, 70-80 persen penularan HIV di Jakarta berasal dari hubungan seksual, sementara 20-40 persen bersumber dari penggunaan jarum suntik, dan sisanya berasal dari transfusi darah," kata John, Rabu (17/6/2015).

John menambahkan, penyebaran HIV/AIDS melalui hubungan seksual tersebut dilakukan di lokasi-lokasi berisiko, atau disebut lokasi-lokasi kunci, yang tempatnya cenderung menyebar.

"Tempat-tempatnya cenderung menyebar karena Jakarta tidak memiliki (area) lokalisasi khusus. Namun, KPAP sudah memiliki pemetaan terhadap tempat-tempat tersebut," ujar John.

Adapun di DKI Jakarta, menurut data populasi berisiko atau populasi kunci KPAP, jumlah wanita pekerja seks, baik langsung maupun tidak langsung, mencapai 11.862 orang, sementara waria 1.206 orang, dan lelaki seks dengan lelaki (LSL) 4.465 orang.

Untuk menekan penyebaran HIV tersebut, KPAP DKI Jakarta memiliki kelompok kerja di lokasi berisiko untuk memberikan informasi tentang pencegahan penyebaran HIV kepada para pekerja seks, seperti memberitahukan bagaimana memasang kondom yang benar.

"Selain itu, kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk menyediakan jasa dokter keliling yang bertugas melakukan pemeriksaan di lokasi-lokasi berisiko tersebut," katanya.

Terkait penyebarannya, John mengatakan, semua wilayah DKI Jakarta memiliki tempat-tempat berisiko.

"Semua wilayah Ibu Kota memiliki lokasi seperti itu. Yang agak lebih sedikit itu Kepulauan Seribu. Namun, jumlah lelaki berisiko tingginya cukup banyak karena pekerjaan mereka rata-rata nelayan yang sering meninggalkan rumah," tuturnya.

Adapun lelaki berisiko tinggi (LBT) adalah golongan yang memiliki kemungkinan terjangkit HIV, baik melalui seks maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Ini disebabkan oleh aktivitas atau karena pekerjaannya, seperti nelayan ataupun sopir jarak jauh.

Data KPAP DKI pada tahun 2014 menunjukkan adanya 122.096 pria di Ibu Kota yang dianggap LBT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com