Peluru tersebut berasal dari dua anggota regu tembak TNI AU dan Direktorat Pembekalan Angkatan Angkutan Darat (Ditbekang) yang sedang berlatih menembak. "Iya, peluru itu dari anggota yang sedang latihan menembak. Ada dua regu saat itu, TNI AU dan Ditbekang," ujar Dwi ketika dihubungi, Jumat (26/6/2015).
Dwi mengatakan, para regu tembak biasanya mengarahkan tembakannya ke sebuah target. Di belakang target tersebut terdapat tanggul berupa tanah. Tanggul tersebut berisi ban-ban mobil bekas yang berguna untuk meredam peluru-peluru. Akan tetapi, Dwi menduga ada benda keras pada tanggul tersebut. Sebab, ternyata peluru yang mengenai tanggul justru terpental ke permukiman warga.
Dwi mengatakan, jarak antara regu tembak dengan target serta tanggul sekitar 500 hingga 600 meter. Sementara jarak lapangan tembak dengan permukiman warga di Jatiwaringin sekitar 1,2 kilometer. Dwi mengaku bingung dengan kenyataan bahwa peluru tersebut bisa memantul hingga 1,2 kilometer. Untuk diketahui, senjata yang digunakan para prajurit adalah senapan SS-1 buatan PT Pindad.
Dwi mengatakan, instansinya sedang menyelidiki penyebab peluru tersebut dapat terpental sejauh itu. Lokasi latihan menembak pun ikut dievaluasi. Untuk sementara, latihan tembak itu pun ditiadakan terlebih dahulu. Dwi mengatakan, kejadian peluru nyasar ini memang bukan satu kali terjadi. Sebelumnya, peluru mereka pernah terpental ke lapangan golf yang berada tidak jauh dari lokasi. Ketika itu, tidak ada warga yang menjadi korban peluru nyasar tersebut.
"Peristiwa itu juga sudah lama sekali," ujar Dwi.
Dwi juga mengatakan bahwa instansinya telah bertanggung jawab penuh terhadap kondisi Rian, bocah yang terkena peluru nyasar. Kini, Dwi mengatakan bahwa kondisi Rian telah membaik dan sudah diperbolehkan pulang sejak beberapa hari yang lalu.
"Semua pengobatan korban juga sudah kami tanggung. Saat ini kondisinya juga sudah membaik," ujar dia.
Sebelumnya, seorang bocah, Rian Riawan (10), terkena peluru nyasar di bagian punggung kirinya. Ketika itu, Rian sedang bermain Play Station bersama teman-teman di rumahnya di Jalan Gamprit 2, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi.
Warga pun mengaku sudah sering menemukan peluru-peluru yang nyasar di lingkungan tempat tinggal mereka. Peluru tersebut bahkan masih menyisakan bekas di atap-atap rumah yang bolong akibat peluru.