Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Menu Berbuka Puasa di Jalanan

Kompas.com - 02/07/2015, 21:50 WIB
Hindra Liauw

Penulis

KOMPAS - Di bulan puasa seperti saat ini, wajah Pasar Bendungan Hilir di Jakarta Pusat sedikit berbeda. Sejak siang hingga menjelang malam, puluhan penjual berjajar menawarkan aneka jenis makanan di depan pasar itu. Ada aneka jenis bubur, ada pula beragam jenis lauk-pauk yang menggoda selera.

Deretan berbagai jenis makanan itu begitu menggoda mata dan selera. Ditambah lagi aroma sedap yang keluar dari ragam makanan khas dari berbagai daerah itu.

May (58) sudah puluhan tahun berjualan makanan berbuka puasa di Pasar Bendungan Hilir (Benhil). "Tahun 1992, saya mulai jualan di dalam pasar. Belum banyak yang jualan saat itu," ucapnya, pekan lalu.

Makin lama, jumlah penjual bertambah. Lokasi berjualan, menurut May, sempat akan dipindah ke belakang pasar. Namun, dia dan pedagang lain menolak karena di lokasi belakang pasar itu dagangan mereka pasti tidak akan laku.

Para pedagang pun kemudian memilih berjualan di depan pasar. "Area ini biasanya untuk pangkalan bemo. Lalu, saat bulan puasa, kami sewa untuk tempat berjualan," katanya.

May menjual aneka kudapan berbuka, seperti bubur biji salak, putu mayang, lontong, dan aneka kue. Harga jualnya mulai Rp 3.000 per potong. May mengakui, harga di sini lebih mahal ketimbang harga penganan serupa di tempat lain. Selisih ini digunakan untuk menutup biaya bahan baku yang berkualitas.

Menurut May, makanan yang ia jual selalu baru. Bahan baku makanan yang sebagian besar terbuat dari kelapa membuat terbatasnya daya tahan makanan di suhu ruang. Bila barang dagangan tak habis terjual di penghujung hari, May membagikannya ke tukang ojek, pengemis, atau orang-orang yang ada di sekitar pasar.

Hal serupa dilakukan Ita (46). Baginya, makanan yang disimpan untuk dijual keesokan harinya sudah tak enak dan tidak sehat lagi.

Pedagang bubur kampiun ini mewarisi usaha dari mendiang ibunya, Hj Nurhuda. "Dulu ibu masih jualan di dalam pasar. Lalu lokasi berjualan berpindah-pindah hingga ke lokasi yang ada sekarang," ucapnya.

Nurhuda semula menjual ketupat sayur dan bubur kampiun. Lantaran tenaga yang terbatas, Ita tidak lagi menjual semua jenis makanan seperti yang dilakukan ibunya dulu.

Selain itu, Ita merasakan, bubur kampiun sudah mulai mendapatkan tempat di masyarakat. Bubur kampiun merupakan campuran dari berbagai makanan, seperti bubur biji salak dan kolak, ditambah dengan kuah santan dan kuah lainnya. Rasanya gurih dan sedikit manis.

Ita mengatakan selalu menggunakan bahan asli dalam memasak. Pemanis buatan dan pengawet ia jauhi. Pengecekan makanan beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa makanan yang ia jual tidak menggunakan zat berbahaya.

Dewi, karyawan swasta di kawasan Sudirman, mengaku beberapa kali mencari makanan untuk berbuka puasa di Pasar Benhil ini. "Pilihannya banyak. Jadi bisa cari yang sesuai selera," ucapnya.

Pasar Rawamangun

Ragam takjil juga bisa ditemukan di halaman Pasar Rawamangun, Jakarta Timur. Santapan berbuka puasa itu digelar di atas lapak-lapak dan gerobak makanan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com