KOMPAS - Di bulan puasa seperti saat ini, wajah Pasar Bendungan Hilir di Jakarta Pusat sedikit berbeda. Sejak siang hingga menjelang malam, puluhan penjual berjajar menawarkan aneka jenis makanan di depan pasar itu. Ada aneka jenis bubur, ada pula beragam jenis lauk-pauk yang menggoda selera.
Deretan berbagai jenis makanan itu begitu menggoda mata dan selera. Ditambah lagi aroma sedap yang keluar dari ragam makanan khas dari berbagai daerah itu.
May (58) sudah puluhan tahun berjualan makanan berbuka puasa di Pasar Bendungan Hilir (Benhil). "Tahun 1992, saya mulai jualan di dalam pasar. Belum banyak yang jualan saat itu," ucapnya, pekan lalu.
Makin lama, jumlah penjual bertambah. Lokasi berjualan, menurut May, sempat akan dipindah ke belakang pasar. Namun, dia dan pedagang lain menolak karena di lokasi belakang pasar itu dagangan mereka pasti tidak akan laku.
Para pedagang pun kemudian memilih berjualan di depan pasar. "Area ini biasanya untuk pangkalan bemo. Lalu, saat bulan puasa, kami sewa untuk tempat berjualan," katanya.
May menjual aneka kudapan berbuka, seperti bubur biji salak, putu mayang, lontong, dan aneka kue. Harga jualnya mulai Rp 3.000 per potong. May mengakui, harga di sini lebih mahal ketimbang harga penganan serupa di tempat lain. Selisih ini digunakan untuk menutup biaya bahan baku yang berkualitas.
Menurut May, makanan yang ia jual selalu baru. Bahan baku makanan yang sebagian besar terbuat dari kelapa membuat terbatasnya daya tahan makanan di suhu ruang. Bila barang dagangan tak habis terjual di penghujung hari, May membagikannya ke tukang ojek, pengemis, atau orang-orang yang ada di sekitar pasar.
Hal serupa dilakukan Ita (46). Baginya, makanan yang disimpan untuk dijual keesokan harinya sudah tak enak dan tidak sehat lagi.
Pedagang bubur kampiun ini mewarisi usaha dari mendiang ibunya, Hj Nurhuda. "Dulu ibu masih jualan di dalam pasar. Lalu lokasi berjualan berpindah-pindah hingga ke lokasi yang ada sekarang," ucapnya.
Nurhuda semula menjual ketupat sayur dan bubur kampiun. Lantaran tenaga yang terbatas, Ita tidak lagi menjual semua jenis makanan seperti yang dilakukan ibunya dulu.
Selain itu, Ita merasakan, bubur kampiun sudah mulai mendapatkan tempat di masyarakat. Bubur kampiun merupakan campuran dari berbagai makanan, seperti bubur biji salak dan kolak, ditambah dengan kuah santan dan kuah lainnya. Rasanya gurih dan sedikit manis.
Ita mengatakan selalu menggunakan bahan asli dalam memasak. Pemanis buatan dan pengawet ia jauhi. Pengecekan makanan beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa makanan yang ia jual tidak menggunakan zat berbahaya.
Dewi, karyawan swasta di kawasan Sudirman, mengaku beberapa kali mencari makanan untuk berbuka puasa di Pasar Benhil ini. "Pilihannya banyak. Jadi bisa cari yang sesuai selera," ucapnya.
Pasar Rawamangun
Ragam takjil juga bisa ditemukan di halaman Pasar Rawamangun, Jakarta Timur. Santapan berbuka puasa itu digelar di atas lapak-lapak dan gerobak makanan.