Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Menghukum Orangtua yang Aniaya Anak...

Kompas.com - 13/07/2015, 14:25 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk meneruskan proses hukum terhadap LSR (47), ibu yang diduga menganiaya anaknya GT (12). Namun, KPAI juga meminta penyidik untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak LSR bila ibunya harus menjalani hukuman.

Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengatakan, pihaknya akan mendiskusikan dilema tersebut dengan pihak-pihak terkait, termasuk penyidik Polres Metro Jakarta Selatan. Apalagi, status LSR kini telah dinaikkan menjadi tersangka.

"Kami perlu mendiskusikan solusi apa yang terbaik dari peningkatan status sebagai tersangka dari terlapor (LSR)," kata Erlinda saat dihubungi, Senin (13/7/2015).

Di satu sisi, hukuman untuk LSR akan memberikan efek jera soal penganiayaan anak. Namun, di sisi lain, hukuman juga akan menjauhkannya dari anaknya. [Baca: Tak Didampingi Pengacara, Ibu yang Diduga Aniaya Anak Tak Jadi Diperiksa]

Namun, menurut Erlinda, LSR tidak bisa terbebas dari hukuman. Sebab, ia telah melakukan penganiayaan yang membuat trauma bahkan kecacatan fisik untuk anaknya. Maka, LSR harus tetap dihukum untuk memberikan efek jera.

"Kami dukung polres dalam berikan efek jera, karena banyak kasus yang tidak terekspos. Kami khawatir bila tidak ditegakkan hukumnya akan berakibat tidak baik," ujar Erlinda.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, LSR tidak akan ditahan.

Audie mengatakan, LSR masih memiliki anak lainnya yang membutuhkan perhatiannya. "LSR masih punya anak berumur enam tahun (adik GT) yang masih bergantung kepadanya.

Ia juga masih memiliki anak remaja (kakak GT) yang membutuhkannya," ujarnya, Jumat (10/7/2015) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com