Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Anak Bukan Sekadar Seremonial

Kompas.com - 24/07/2015, 03:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Perayaan Hari Anak Nasional hendaknya bersifat mengakar dan menyebar, bukan sekadar besar-besaran. Di perayaan tersebut, masyarakat kembali diingatkan akan pentingnya menyadari dan memahami hak-hak anak. Hal itu agar bisa menciptakan generasi penerus bangsa yang bermutu.

"Perayaan Hari Anak Nasional sebaiknya dimulai dari lingkungan terdekat, yakni keluarga dan di sekitar rumah. Di sini, peran RT/RW amat besar. Mereka bisa melangsungkan perayaan dengan mengadakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak," kata psikolog anak Seto Mulyadi yang juga Ketua Dewan Pembina Satuan Tugas Perlindungan Anak ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (23/7).

Ia menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia yang umumnya merayakan Hari Anak Nasional dengan cara mengumpulkan ratusan anak untuk dibawa ke pusat-pusat rekreasi. Jumlah anak yang banyak tersebut sering kali bertujuan untuk memecahkan rekor.

"Justru anak-anak menderita karena harus berdesak-desakan, mengantre dalam waktu yang lama, dan berpanas-panasan," ujar Seto. Ia menjelaskan bahwa membahagiakan anak dimulai dengan memperhatikan dan memenuhi hak-hak dasar anak, seperti memberi mereka lingkungan yang aman dan nyaman untuk tumbuh dan berkembang.

Di samping itu, hak anak untuk berpartisipasi secara wajar juga tidak boleh diabaikan. Orangtua hendaknya membuka komunikasi yang baik dengan anak, jangan sekadar memaksakan kehendak. "Kami ingin merintis gerakan nasional bahwa di setiap Hari Anak Nasional, setiap RT/RW harus mengadakan kegiatan yang menghibur dan bermanfaat untuk anak-anak warga sekitar," kata Seto.

Salah satu contoh, kegiatan yang akan dilakukan oleh keluarga besar RW 012 Kompleks Cirendeu Permai, Tangerang Selatan, yang mengadakan acara dongeng, sulap, dan berbagai lomba untuk anak-anak sebagai perayaan rutin Hati Anak Nasional.

"Kalau setiap lapisan masyarakat dan aparat pemerintahan dari tingkat atas hingga tingkat terendah menyadari bahwa kebahagiaan anak dimulai dari hal-hal kecil, Indonesia yang ramah anak bisa terwujud," ujar Seto.

Secara terpisah, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, mengatakan, Hari Anak Nasional merupakan refleksi masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Hal itu juga merupakan momen positif yang bisa digunakan untuk menghargai berbagai aspek masyarakat yang berkontribusi kepada kemajuan kesejahteraan anak Indonesia sehingga masyarakat semakin termotivasi untuk berbuat kebaikan.

Ia mengungkapkan, KPAI akan memberi penghargaan kepada orang-orang yang dinilai memberi kontribusi positif dalam meningkatkan mutu perlindungan anak. Mereka adalah tokoh masyarakat, pendidik, seniman, dan bintang film. Jadwal pemberian penghargaan diperkirakan pekan depan dan dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Hari Anak Nasional

Kamis pagi, topik perbincangan mengenai Hari Anak Nasional mendominasi linimasa Twitter di Indonesia. Bahkan, topik itu sempat menduduki peringkat pertama trending topic Twitter di Indonesia.

Layanan aplikasi Topsy pada Kamis pukul 09.50 mencatat sebanyak 4.475 kali frasa "Selamat Hari Anak Nasional" digunakan di linimasa Twitter dalam satu jam terakhir. Lonjakan penggunaan frasa itu membuat frasa tersebut menyodok ke peringkat pertama.

Beragam komentar diunggah pengguna Twitter ke linimasa terkait dengan peringatan tersebut. Ucapan selamat menjadi kicauan yang relatif mendominasi linimasa.

"Selamat Hari Anak Nasional Semoga semakin banyaknya anak2 yg berprestasi, membanggakan & mnjdi penerus bangsa ini," demikian Nisrina Nuraini menulis pada akun ?@NisrinaNur_Aini.

Kinanti Pricillia yang memakai akun ?@kikii1810 menulis, "Selamat Hari Anak Nasional! Semoga anak-anak Indonesia bisa menjadi generasi penerus bangsa ini!".

Adapun Ricky Alantino dengan akun ?@rickyalantino mengatakan, "Anak Indonesia yang sehat, riang, cerdas, kreatif, berprestasi, inovatif, berbudi, dan membanggakan Selamat Hari Anak Nasional".

Konten berbeda terkait peringatan Hari Anak Nasional juga diunggah pengguna lain. Ini termasuk kicauan yang mengingatkan khalayak tentang pola pengasuhan anak di masa kini.

Misalnya, dilakukan Lumakto dengan akun @lumaktonian yang menulis, "Selamat Hari Anak Nasional - Menyiapkan anak untuk jamannya bukan berarti semua yang ada di jamannya diberikan".

Adapun pengguna akun @Abdielnugroho menulis, "Bangga deh jadi anak Indonesia. Kita punya hak sebagai anak. Jangan diam saja. Selamat Hari Anak Nasional!" (Laraswati Ariadne Anwar dan Inki Rinaldi)

____________
Tulisan ini tayang di Kompas Siang edisi Kamis, 23 Juli 2015. Berikut ini tautannya: Hari Anak Bukan Sekadar Seremonial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com