BEKASI, KOMPAS.com — Ibunda Evan Christoper Situmorang, Ratna Duma, kecewa dengan pihak SMP Flora, Pondok Ungu Permai, atas perlakuan yang diterima anaknya selama mengikuti kegiatan masa orientasi siswa (MOS). Meski mengaku tidak ingin menuntut pihak sekolah setelah Evan meninggal, Ratna merasa sangat dirugikan atas kegiatan itu.
"Kita enggak mau nuntut sekolah, tetapi MOS ini tolonglah jangan sampai merugikan anak. Selama MOS, anak saya disuruh bawa yang aneh-aneh," ujar Ratna, di rumahnya, Sektor 5 Pondok Ungu Permai, Bekasi, Sabtu (1/8/2015).
Selama kegiatan MOS, Ratna bercerita bahwa anaknya selalu kebingungan untuk menyiapkan perlengkapan MOS tiap malam. Ratna yang berprofesi sebagai guru sampai harus mencetak 20 lembar berisi istilah-istilah MOS yang dia dapat dari internet. (Baca: MOS Bermasalah, Laporkan ke Sini!)
Dalam satu hari, Ratna mengaku menghabiskan uang lebih dari Rp 70.000 untuk keperluan MOS Evan. Meski keberatan, Ratna memilih untuk mematuhi apa yang diperintahkan oleh senior Evan.
"Saya juga guru. Saya sebelum kejadian ini, saya no comment. Saya lakukan apa yang mereka perintahkan. Suruh (siswa) pakai kaus kuning, saya beli kaus kuning. Tiap hari warnanya ganti-ganti. Belum snack-nya, mereka suruh bawa belatung putih, cacing di-warnain, sampai monyet-monyet gila. Saya enggak paham itu semua bawa apa," ujar Ratna.
"Waktu itu anak saya enggak bawa Ovaltine karena sudah dicari tidak ada barangnya. Saya sudah suruh dia untuk tidak masuk, tapi dia mau masuk. Pas saya tanya, kalau enggak bawa sesuai perintah, anak saya harus scott jump," kata Ratna. (Baca: KPAI: Tidak Boleh Ada Kekerasan dalam MOS)
Ratna pun kecewa anaknya mendapat perlakuan tidak enak ketika MOS. Padahal, anaknya sudah sekuat tenaga menuruti peraturan yang dibuat seniornya di sekolah.
Awalnya, Ratna berharap anaknya bisa mendapat pengetahuan agama yang baik dengan bersekolah di sana. Ratna pun mengaku menyesal telah memasukan anaknya di sekolah itu.
"Saya bilang ke ibu gurunya, 'saya menyesal sekali menyekolahkan anak saya di Flora.' Waktu SD, anak saya enggak pernah diginiin, masuk Flora anak saya malah begini. Waktu itu gurunya hanya pulang saja, enggak ucap sepatah kata pun ke saya. Kenapa MOS bisa begitu menyiksa anak, ya?" ujar Ratna.
Evan meninggal setelah dua minggu mengalami sakit di kedua kakinya. Evan mengalami sakit di bagian kaki setelah berjalan hingga 4 kilometer atas perintah seniornya saat hari terakhir MOS di sekolahnya. (Baca: Setelah Jalan Kaki 4 Km Saat MOS, Kaki Evan Membiru hingga Meninggal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.