Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kadis Tata Air DKI Dipanggil Kejagung Setelah Tiga Hari Dilantik

Kompas.com - 11/08/2015, 09:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko Sri Margianto mengatakan sudah pernah dipanggil oleh Kejaksaan Agung sehubungan dengan kasus dugaan korupsi dana swakelola Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat pada tahun 2013. Menurut Tri, pemanggilan itu terjadi pada 6 Juli 2015, tepatnya tiga hari setelah ia dilantik sebagai Kepala Dinas Tata Air yang baru.

"Saya dilantik hari Jumat tanggal 3 Juli. Senin-nya sudah dipanggil Kejagung untuk dimintai keterangan," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (11/8/2015).

Meski demikian, Tri mengatakan saat itu tidak menjelaskan hal-hal teknis apa pun kepada penyidik Kejagung terkait proyek yang diduga merugikan negara Rp 66,5 miliar itu. Sebab, pada 2013, ia bukanlah pimpinan di instansi tersebut.

"Tahun 2013, saya masih bertugas di Kantor Wali Kota Jaksel. Jadi, ke penyidiknya, saya jelaskan kalau saya pejabat baru. Jadi, tidak bisa jelasin apa-apa. Cuma waktu itu hanya ngobrol-ngobrol biasa," ujar pejabat yang sebelumnya menempati posisi Bupati Kepulauan Seribu ini.

Pada 2013, Dinas Tata Air belum berdiri sebagai SKPD. Saat itu, bidang Tata Air masih berada di bawah wewenang Dinas Pekerjaan Umum. Adapun pejabat yang saat itu menempati posisi sebagai kepala dinas adalah Manggas Rudi Siahaan.

Sejak Januari 2015, Dinas PU dipecah menjadi dua, yakni Dinas Tata Air dan Dinas Bina Marga.

"Dinas PU dipecah jadi dua. Kasus yang sekarang ini adanya di Dinas Tata Air," ucap Tri.

Terkait penetapan tiga bawahannya sebagai tersangka, Tri mengatakan untuk sementara belum bisa memberikan pernyataan. Sebab, ia mengaku belum menerima surat resmi dari Kejagung.

"Saya malah baru tahu setelah lihat di running text berita ini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com