Pada kesempatan itu, Djarot juga menjelaskan, Laksamana Muda Maeda bukanlah membawa nama negaranya untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Dia adalah warga asal Jepang yang memiliki simpati terhadap warga Indonesia agar dapat merebut kemerdekaan dari negaranya. Rumahnya yang terletak di Jalan Imam Bonjol pun digunakan Presiden pertama RI, Soekarno, dan Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta, untuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
"Laksamana Maeda hanyalah satu orang Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang mengikuti napak tilas ini. Saya minta, ke depan, setiap hari Sabtu atau Minggu, semua pelajar bisa mengunjungi museum ini supaya bisa menginspirasi," kata Djarot.
Adapun Djarot menjalani napak tilas dengan mengendarai sepeda ontel bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan pejabat DKI serta Komunitas Sepeda Indonesia (KSI). Rute napak tilas kemerdekaan itu dimulai dari halaman Balai Kota-Gedung Pancasila-Gedung Joang 45-dan berakhir di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (rumah Laksamana Maeda).
Basuki memilih tidak melanjutkan napak tilas, mengingat pada dini hari nanti harus mendampingi Presiden Joko Widodo dalam renungan suci di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Sementara itu, Djarot melanjutkan napak tilas ke Taman Pemakaman Umum Karet Bivak untuk berziarah ke makam istri Soekarno yang juga menjahit bendera Merah Putih, Fatmawati, dan ke Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.