Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Relokasi Kampung Pulo Menunggu Penataan Lapak Berdagang

Kompas.com - 26/08/2015, 22:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Perekonomian warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, yang direlokasi ke rumah susun Jatinegara Barat melemah. Pedagang belum mempunyai lapak untuk berjualan. Pemerintah berencana menata perekonomian warga setelah semua relokasi selesai dilakukan.

Yetti Mayasari (33), warga yang dulunya pedagang, duduk seharian di dalam rusun berukuran 6 meter x 5 meter. Saat di Kampung Pulo, ia biasanya menjual ketupat sayur dan pecel lele di depan rumahnya. "Di sini, saya belum tahu mau bekerja apa," katanya, Rabu (26/8/2015), di Rusun Jatinegara Barat.

Di Kampung Pulo, ia biasanya bisa meraup keuntungan Rp 100.000 per hari. Uang itu ia gunakan untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya. Ia berharap pemerintah segera memberi lapak kepada pedagang agar mereka bisa segera berjualan.

Yetti mengatakan, pengelola rusun telah mendata warga yang dulunya berdagang di Kampung Pulo. "Namun, belum ada kepastian kapan kami mulai bisa berdagang," katanya. Selama seminggu hidup di rusun, Yetti membiayai hidup dari tabungannya.

Berbeda dengan Sunarsi (45), ia sudah menggelar dagangannya berupa minuman cepat saji dalam kemasan di depan unit rusunnya. "Saya menghidupi keluarga dari keuntungan berdagang. Jika tidak berdagang, kami mau makan apa," katanya.

Namun, Sunarsi hanya bisa mendapat untung Rp 20.000 per hari dari biasanya Rp 80.000 saat di Kampung Pulo. "Kalau di Kampung Pulo kan ramai. Di sini yang membeli paling hanya dari satu lantai," katanya. Ia berharap pemerintah segera menyediakan lapak agar ia bisa mendapat keuntungan lebih.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana menyatakan, pihaknya sudah mendata warga yang berprofesi sebagai pedagang di Kampung Pulo. Namun, data itu akan dicek lebih dulu untuk memastikan mereka benar-benar berdagang saat di Kampung Pulo.

"Kami akan menjadikan lantai dua rusun menjadi lapak dagangan," kata Bambang. Lapak berukuran sekitar 30 meter x 30 meter itu akan didesain sedemikian rupa untuk dijadikan sebagai pusat dagangan di rusun.

"Saat ini, kami masih fokus memindahkan warga ke rusun. Setelah itu, kami akan menata perekonomian warga, salah satunya dengan menyediakan lapak berdagang bagi warga yang dulunya berjualan di Kampung Pulo," kata Bambang.

Warga yang secara langsung merasakan dampak pemindahan terhadap perekonomian keluarga adalah pedagang. Mereka belum bisa berdagang di rusun dan tidak punya kemampuan untuk mencari pekerjaan lain.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merelokasi warga dari 520 bidang tanah di bantaran Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, sejak Kamis (2/8/2015), sebagai bagian dari proyek normalisasi Sungai Ciliwung.

Warga yang terdampak proyek normalisasi diberikan kompensasi berupa hak sewa di Rusun Jatinegara Barat yang berjarak 500 meter dari Kampung Pulo. "Kami berupaya agar relokasi tidak mengganggu perekonomian warga. Salah satunya dengan membangun rusun yang dekat dengan permukiman warga sebelumnya," ujar Bambang. (B01)

________________________
Berita ini juga tayang di Kompas Siang edisi Rabu, 26 Agustus 2015. Berikut ini tautannya:
Warga Relokasi Kampung Pulo Menunggu Penataan Lapak Berdagang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com