Kepala Seksi Simpang Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hananto Krisna mengatakan, proyek yang dibangun oleh pihak ketiga, yaitu PT Nindya Karya, ditargetkan rampung pada Desember 2015 atau sekitar 4 bulan lagi.
Menurut progres pembangunan itu, hampir sebagian jalan layang telah dikerjakan. "Progres terakhir dalam pembangunan flyover Kuningan Selatan adalah 58,72 persen dari rencana hanya 49,12 persen," kata Hananto saat dihubungi di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015).
Sebanyak 42 box girder (beton yang mengisi struktur tengah jalan layang) sudah dipasang.
Saat ini, 54 box girder tersebut sudah diproduksi di pabrik. Menurut rencana, masih ada 68 box girder yang akan dipasang di sana.
"Jumlah total box girder precast 68 buah, dan sudah diproduksi di pabrik beton sebanyak 54 buah. Yang sudah diangkat di lapangan ada 42 box girder," katanya.
Menurut dia, semua pilar atau kolom (tiang penyangga) jalan layangsudah selesai dibuat. Dengan demikian, konsentrasi pengerjaan adalah pengangkatan box girder yang berada di tengah perempatan Kuningan Selatan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Semua pilar atau kolom sudah selesai dibuat. Saat ini, konsentrasi ada pada pengangkatan balok jembatan, terutama pada bentang tengah jembatan," ujarnya.
Proses yang saat ini tengah dilakukan adalah pengaturanalat traveller form untuk pekerjaan bentang tengah jembatan dengan cara cor di tempat.
Macet
Karena membutuhkan persiapan, Hananto Krisna meminta masyarakat untuk bersabar karena akibat pengerjaan membuat arus lalu lintas menjadi macet.
Jalan layang ini nantinya dapat digunakan untuk pengendara dari arah Pancoran menuju Semanggi.
Panjang jalan layang tersebut581 meter dan lebar 9 meter. Proyek ini menghabiskan anggaran Rp 137 miliar.
Menurut pantauan Warta Kota, tiang-tiang penyangga itu ditutupi oleh pagar setinggi 3 meter dengan luas sekitar 50 meter x 10 meter.
Beberapa alat berat tampak di sekitar lokasi. Para pekerja pun sedang sibuk di area pembangunan itu. Alhasil, dua lajur di perempatan Kuningan Selatan menjadi padat.
Kepadatan arus lalu lintas terjadi karena transjakarta dan angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) dari busway masuk ke dua jalur itu dan karena ada pagar pembatas di jalur itu saat proyek pembangunan berlangsung.
Kemacetan terjadi hingga sepanjang 500 meter. Biasanya, kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk, seperti pada jam berangkat kerja dan pulang kerja.
Para pengguna jalan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, berebut mencari jalur untuk melintasi kemacetan. Bunyi klakson pun tak terhindarkan akibat kemacetan itu.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan Banjar Nahor mengatakan, kemacetan terjadi di sisi Kuningan Selatan karena penyempitan jalan.
Alhasil, jalan tidak bisa lagi menampung kendaraan sehingga kemacetan luar biasa pun terjadi.
"Kemacetan itu karena ada penyempitan dari tiga lajur menjadi dua lajur. Oleh sebab itu, 10 anggota disiagakan di sana," tutur Nahor. (Bintang Pradewo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.