Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kepala Dinas Tata Air soal Program Anggaran yang Masih Gelondongan

Kompas.com - 18/09/2015, 14:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Tri Djoko menjelaskan mengenai program kegiatannya yang disebut masih gelondongan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.

Tri Djoko mengatakan sebenarnya mereka telah memiliki rincian hanya saja diletakan dalam lampiran.

"Jadi masalah formatnya aja. Rincian tetap ada, daftar waduknya ada. Tetapi ini kan kita enggak bisa bicara langsung harus satu-satu hari ini. Tetapi yasudah, nanti tampilannya saja mungkin yang kita perbaiki. Yang tadinya bersifat lampiran nanti langsung rinci di program," ujar Tri Djoko di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (18/9/2015).

Tri Djoko juga menjelaskan alasannya belum bisa merinci hingga berapa meter tanah yang akan dibebaskan seperti yang diminta anggota Banggar.

Begitupun dengan alasannya menganggarkan biaya pembebasan lahan dengan begitu besar. Tri menjelaskan, untuk rencana pembebasan lahan, biasanya selalu ada kendala dalam pelaksanaannya. (Baca: DPRD DKI Protes karena Dinas Tata Air Masih Berikan Anggaran Glondongan)

"Kadang-kadang kalau serinci yang diminta, kalau mau mengubah saja, kita jadi susah. Misalnya di suatu wilayah NJOP naik, begitu mau bayarin dan semua warga sudah mau, ternyata uangnya enggak cukup," ujar Tri.

Oleh karena itu, Tri menganggarkan anggaran lebih besar atas dasar pertimbangan itu. Sementara untuk rincian yang ada di lampiran, dia menuliskan anggaran pembebasan lahan yang sesuai dengan NJOP saat ini.

Belum disertakan estimasi biaya jika terjadi kenaikan NJOP. "Jadi kalau terlalu rinciruang gerak kita enggak ada. Tetapi ini bukan buat macam-macam loh yah, sekarang mau macam-macam itu susah," ujar Tri.

Sebelumnya, anggota Badan Anggaran DPRD DKI protes mengenai program kegiatan yang diajukan Dinas Tata Air DKI dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016. Sebab, anggaran yang diberikan Dinas Tata Air masih bersifat gelondongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com