Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kekerasan di Sekolah, KPAI Sebut Guru Kerap Abaikan Ejekan Antarsiswa

Kompas.com - 19/09/2015, 11:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan kasus kekerasan kembali terjadi di Jakarta. Hal ini terkait tewasnya A (8), siswa kelas II SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jumat (18/9/2015) kemarin. A diduga tewas akibat ditendang oleh teman sekelasnya, R (8), saat lomba menggambar. 

"Kami prihatin, kejadiannya terus berulang. Masih segar dalam ingatan kasus Ringgo di Jakarta Timur yang juga terkena bullying oleh temannya," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (19/9/2015). 

Kasus bullying, kata dia, tidak dapat diselesaikan dari satu sektoral saja. Namun, banyak pihak yang harus turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. (Baca: Siswa SD Dipukul Teman hingga Tewas, Dinas Pendidikan Panggil Kepsek dan Guru)

Tak hanya guru, kata dia, siswa juga harus diberi pendidikan untuk menjauhi tindakan bullying. Lebih lanjut, menurut dia, masih banyak guru yang lalai mengabaikan ejekan dari satu siswa ke siswa lainnya.

Padahal, hal itu berdampak pada bullying secara verbal. "Kata-kata yang keluar dari siswa seperti, 'kamu gendut' atau 'kamu cengeng', itu bisa jadi bullying verbal hingga psikis orang yang menerimanya. Pandangan ini yang harusnya dihentikan," kata Susanto. 

Sebelumnya, D (38), paman korban, menuturkan, keponakannya mengalami luka serius di bagian kepalanya setelah dipukul dan ditendang R.

Penganiayaan terjadi saat korban tengah mengikuti lomba menggambar. Menurut D, seusai dianiaya R, korban langsung pingsan. Kemudian, sekitar pukul 10.00, korban dibawa ke puskesmas setempat. (Baca: Polisi Selidiki Kematian Siswa SD yang Diduga Dianiaya Teman)

Namun, karena kondisinya tidak memungkinkan, korban harus dirujuk ke RS Fatmawati. A meninggal dunia pukul 18.00.

Dikutip dari wartakota.tribunnews.com, Wali Kelas II B SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara Mujiyana mengatakan, A dan R kerap mengejek satu sama lain.

Keduanya merupakan siswa yang paling aktif dibanding siswa lainnya. A mengejek R dengan sebutan gendut dan R mengejek A dengan menyebut nama orangtua A. (Baca: Diduga Dianiaya Teman Sekolah, Siswa SD Meninggal)

"Dua-duanya itu kalau sudah saling ejek gampang naik darah. Gampang tersulut, lalu berkelahi," kata Mujiyana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com