Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog Warga, Kunci Penertiban Lahan

Kompas.com - 23/09/2015, 15:17 WIB
Selain mencegah bencana, responden juga menyetujui penggusuran agar sungai kembali pada fungsinya, tidak kumuh, dan dapat dibangun sarana publik di bantarannya. Penilaian ini tentu harus disikapi dengan bijak dan bukan pemicu untuk menggusur lebih masif.

Sosialisasi dan dialog dua arah tetap harus dikedepankan agar terjadi kesepahaman bersama. Dalam sosialisasi warga tersebut bisa diselipkan beberapa hal penting terkait penertiban, seperti legalitas status hunian secara hukum, ancaman bencana akibat keberadaan permukiman, fungsi pengalihan lahan setelah penertiban, dan kompensasi bagi warga terdampak.

KOMPAS Survei Warga
Menurut Ika Lestari Adji, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, dialog dengan warga terdampak idealnya dilakukan selama satu sampai dua tahun sebelumnya. Namun, berbagai konflik yang muncul menandakan tidak mudah pula melaksanakan musyawarah tersebut.

Ganti rugi

Kajian LBH pada enam bulan terakhir menunjukkan, hanya 4 dari 30 kasus penggusuran yang dilakukan dengan musyawarah. Selain itu, belum semua keluarga dan unit usaha korban gusuran mendapatkan tawaran solusi terbaik. Dari 30 lokasi penggusuran, hanya 10 lokasi yang mendapat relokasi, ganti rugi materi 5 lokasi, dan sisanya tanpa solusi sama sekali.

Pemprov DKI masih terus melakukan upaya penertiban hunian di sempadan sungai atau waduk untuk mewujudkan normalisasi. Sebut saja untuk normalisasi Sungai Ciliwung, kawasan Bukit Duri, Bidara Cina, dan Kalibata akan menjadi target selanjutnya. Ini berarti masih akan ada puluhan ribu keluarga yang harus pindah dari tempat tinggal mereka.

Belajar dari kasus penertiban Kampung Pulo pada Agustus lalu, Pemprov Jakarta harus lebih berhati-hati dalam melakukan upaya penertiban. Sosialisasi dan dialog adalah prasyarat pasti yang harus selalu dilakukan sebelum penggusuran dilakukan. (BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO/LITBANG KOMPAS)

------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 23 September 2015, dengan judul "Dialog Warga, Kunci Penertiban Lahan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com