Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kekerasan Seksual terhadap Anak Terus Berulang?

Kompas.com - 09/10/2015, 16:39 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski aksi perlawanan rutin dikampanyekan, kekerasan seksual terhadap anak dinilai tidak mengalami penurunan. Bahkan, trennya dianggap cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Pertanyaan itu terlontar dalam pertemuan yang dilakukan sejumlah gerakan dan komunitas peduli anak di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Jumat (9/10/2015).

"Kenapa masalah ini masih ada? Bukan berkurang, tapi malah bertambah," kata wakil dari Kaukus Perempuan Politik Indonesia, Sheri Sada Manaf.

Sejumlah perwakilan dari gerakan dan komunitas peduli anak memiliki pendapat beragam menyikapi hal tersebut.

Perwakilan dari Pusat Advokasi Hukum dan HAM (PAHAM) Helmi Al Jufri menyebut semakin maraknya kekerasan seksual terhadap tidak lepas dari semakin mudahnya masyarakat mengakses konten pornografi yang ada di internet.

Ia menilai perlu tindakan dari pemerintah untuk menyaring hal tersebut. Bila tidak, Helmi mengkhawatirkan tren kekerasan seksual terhadap anak akan terus berlanjut.

"Kalau bahaya laten generasi cyber ini tidak difilter, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi istilah pelecehan seksual tidak ada lagi. Dan, perlu kebijakan strategis jangka panjang agar saat KPAI ganti komisioner, kebijakannya tetap jalan," ujar dia.

Sementara itu, perwakilan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Muhammad Khoirul Huda, menilai masih berulangnya kasus kekerasan seksual terhadap anak merupakan akibat belum adanya sanksi yang tegas terhadap pelakunya.

"Belum ada sanksi hukum terhadap pelaku kekerasan anak yang dapat menimbulkan efek jera," kata Khoirul.

Sebagai informasi, kasus kekerasan seksual terhadap anak sudah kerap terjadi. Kasus terbaru adalah pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap PNF, bocah perempuan asal Kalideres, Jakarta Barat.

Pembunuhan terhadap PNF terungkap dari ditemukannya jasad bocah berusia 9 tahun itu dalam kardus pada 3 Oktober 2015 di pinggir Jalan Sahabat, Kamal, tak jauh dari kediamannya. Saat ditemukan, jasad PNF dalam kondisi terikat. Kasus ini dalam pengusutan pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com