Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Dalam Kardus, Permukiman Padat, dan Minimnya Rasa Curiga

Kompas.com - 12/10/2015, 14:20 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pembunuhan terhadap PNF (9), yang kini lebih dikenal sebagai bocah dalam kardus, disebut warga baru pertama kali terjadi di kawasan mereka.

Tempat tinggal PNF adalah di RT 06 RW 07, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, sebuah kawasan yang merupakan permukiman padat penduduk dan hanya bisa dimasuki oleh sepeda motor dengan lebar jalan lebih kurang satu setengah meter.

Di sana, anak-anak bebas bermain dengan lingkup sekitar satu kilometer dari rumah masing-masing.

Hubungan antar-warga yang akrab menimbulkan rasa aman terhadap para orangtua untuk melepas anak-anak bebas bermain di wilayah tersebut.

Seperti yang terjadi terhadap PNF semasa hidupnya. "PNF kalau main itu di sekitaran sini saja, enggak dijagain. Paling sampai ke tiang listrik sana itu, habis itu balik sendiri ke rumah. Tetangga pada kenal semua," kata paman PNF, Rifai (33), kepada Kompas.com, Senin (12/10/2015) siang. (Baca: Keluarga Bocah Dalam Kardus Berharap Tersangka Pembunuh Dihukum Mati)

Rifai mengulang kisah ketika PNF masih hidup. Ketika itu, PNF berangkat pagi ke sekolah, sekitar pukul 06.30 WIB, tanpa diantar oleh siapa pun.

Sesekali, Rifai memberikan uang jajan semampunya kepada PNF. Setelah pulang dari sekolah, PNF kembali ke rumah dan hanya bermain di sekitar rumahnya itu.

Pada Jumat (2/10/2015) lalu, hari ketika PNF hilang, keluarga awalnya tidak terlalu khawatir. Keluarga besar mengira PNF sedang bermain di rumah temannya yang berada di wilayah yang sama dengan rumah PNF.

Kekhawatiran

Kekhawatiran mulai muncul ketika hari semakin sore dan sampai malam tiba belum ada kabar dari PNF. Anggota keluarga yang ada di rumah PNF panik seketika.

Semuanya mulai menghampiri rumah-rumah tetangganya dan ke beberapa tempat yang biasa didatangi PNF untuk bermain.

Kepanikan itu tidak terlalu terasa hingga ada tetangga PNF yang menyampaikan bahwa polisi menemukan anak hilang di Polsek Kalideres.

"Saya enggak pakai mikir lagi, enggak tanya-tanya lagi, langsung ambil kunci, naik motor ke Polsek. Habis itu, polisi di sana minta foto keponakan saya, dia cocokkin fotonya. Saya belum dikasih lihat. Habis itu, dia kasih lihat saya, ditanya betul tidak mayat anak-anak itu keponakan saya. Saya sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi karena memang itu keponakan saya," tutur Rifai.

Keluarga tidak mencurigai siapa pun dan tidak mengira pembunuh PNF adalah orang yang masih berada di satu kawasan yang sama, yakni Agus (39). Pada saat tahlilan pun, Agus datang ke rumah PNF.

"Agus datang. Keluarga sama sekali enggak ada yang curiga. Istilahnya, dia orang sini-sini juga. Enggak mikir sampai ke sana," ujar Rifai.

Setelah polisi mengumumkan tersangka pembunuh PNF adalah Agus, ibu PNF kembali shock. Sejak hari PNF ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan, ibu PNF memang sudah shock dan menolak ditemui siapa pun.

Kesedihan masih melekat padanya hingga hari ini. "Enggak ada yang menyangka bisa jadi kayak begini. Ini baru pertama kalinya. Dihukum seberat-beratnya saja, jangan dikasih ampun," ucap Rifai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com