Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jakarta, Kota dengan Lahan Mal Terluas di Dunia"

Kompas.com - 22/10/2015, 14:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyebut saat ini ada sekitar 550 hektar lahan di Jakarta yang digunakan untuk pusat belanja alias mal. Menurut Walhi, jumlah tersebut membuat Jakarta tercatat sebagai kota besar dengan luas lahan untuk penggunaan mal terbesar di dunia.

"Sampai tahun 2013, penggunaan lahan untuk mal paling luas di dunia itu di Jakarta. Ada 550 hektar. Itu mal doang. Mal saja sudah ngabisin 550 hektar, belum lagi untuk superblock dan segala macam," kata Deputi Direktur Walhi Jakarta Zaenal Muttaqin saat acara konsultasi publik rancangan peraturan daerah mengenai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta, di Balai Kota, Kamis (22/10/2015).

Menurut Muttaqin, luas area untuk penggunaan mal itu sangat tidak ideal bila dibandingkan dengan luas total wilayah Jakarta secara keseluruhan.

Sebab, luas area untuk penggunaan mal sangat tidak sebanding dengan ketersediaan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air. "Sampai saat ini ruang terbuka hijaunya cuma 8 persen," ujar dia.

Muttaqin menilai masifnya pembangunan tanpa mengindahkan aspek lingkungan itu semakin diperparah dengan penggunaan air tanah secara berlebihan.

Ia menyebut dua faktor itulah yang membuat semakin menurunnya permukaan tanah di Jakarta. Menurut Muttaqin, penurunan permukaan tanah merupakan penyebab utama banjir rob.

"Penelitian dari ITB menyebutkan dampak dari mencairnya es di kutub terhadap Indonesia hanya 0,3 sentimeter. Jadi banjir rob di Jakarta bukan karena itu, tetapi karena pembangunan yang tidak teratur dan air tanah yang disedot terus," ujar dia. 

Muttaqin melihat situasi akan bertambah parah apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap memaksakan untuk melakukan reklamasi di Teluk Jakarta.

Sebab, ia menyebut reklamasi akan menyebabkan terjadinya proses perlandaian sungai-sungai akibat tekanan arus laut dari Teluk Jakarta.

Karena itu, ia menegaskan, Walhi tetap menolak dilakukannya reklamasi. Muttaqin menilai, hal yang perlu dilakukan oleh Pemprov DKI saat ini adalah membereskan persoalan mendasar yang ia kemukakan sebelumnya, yakni membangun banyak daerah resapan air dan berupaya mengurangi penggunaan air tanah secara berlebihan.

"Kalau (reklamasi) dipaksakan, dampak ke daratannya agak berat. Pemerintah harus beresin ini dulu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com