Hal itu disepakati dalam pertemuan antara pihak PT Jasa Marga dengan Serikat Karyawan PT JLJ dengan mediator Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, Senin (26/10/2015).
"Hari ini, sudah disepakati, akan dilakukan bipartit antara pihak PT Jasa Marga dengan Serikat Karyawan PT JLJ selama sebulan. Komunikasi sebulan itu akan dimaksimalkan untuk mencari solusi. Serikat Karyawan PT JLJ yang diwakili Bu Mirah Sumirat juga memastikan tidak ada demo tutup jalan tol tanggal 28 sampai 30 nanti," kata Tito di main hall Mapolda Metro Jaya.
Dari PT Jasa Marga, hadir Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman. Sedangkan dari Serikat Karyawan PT JLJ diwakili oleh Presiden Serikat PT JLJ Mirah Sumirat.
Kesepakatan untuk pertemuan itu didapat dari diskusi antara keduanya dengan Tito selama beberapa jam.
Ditemui terpisah, Mirah mengaku tidak membatalkan demo tutup jalan tol, melainkan hanya menundanya.
Demo tutup jalan tol tetap akan dilakukan jika dalam waktu sebulan untuk bipartit tidak ada solusi yang memuaskan mereka.
"Ini bukan batalin aksi, kami menunda aksi saja. Dari hasil diskusi tadi, kami inginnya win-win solution. Tapi, kalau tidak tercapai kesepakatan, kami tetap lanjutkan aksi," tutur Mirah.
Permasalahan ini berawal dari janji PT Jasa Marga yang akan mengangkat 3.000 pekerja outsourcing di PT JLJ, anak perusahaan PT Jasa Marga, pada November 2015.
Namun, bukannya diangkat, ribuan pekerja itu malah dialihkan ke anak perusahaan PT Jasa Marga lain, yakni PT Jasa Layanan Operasi (JLO). Ribuan pekerja alih daya itu sudah bekerja sejak November 2013.
Atas dasar ketidakjelasan manajemen, mereka awalnya berniat untuk mogok kerja dan juga menutup tol Jabodetabek pada 28, 29, dan 30 Oktober 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.