Hal ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kapasitas daya tampung air di waduk tersebut. Tanah waduk akan dikeruk sehingga bisa menampung lebih banyak air.
Pihak Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur kini tengah melakukan pengerukan pada sisi inlet dan outlet waduk. Tujuannya ialah untuk memperlebar dan memperdalam kedua sisi tersebut.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur Yazied Bustomi mengatakan, pengerukan ialah untuk mengangkat sedimen di kedua sisi pintu masuk dan keluar air di waduk tersebut.
"Kita lebarkan 50 meter pada bagian inlet dan outlet-nya," kata Yazied kepada Kompas.com, Kamis (29/10/2015).
Pelebaran ini, menurut dia, berdampak baik. Aliaran air dari waduk itu yang sebelumnya terhambat kini menjadi lebih lancar mengalir ke Kali Sunter.
Pihak Sudin, menurut dia, hanya mengerjakan sisi inlet dan outlet pengerukan waduk saja. Dinas Tata Air DKI akan mengeruk pada bagian dalam waduk.
"Sekarang itu terlihat sekali ada sedimentasi. Jadi, nanti dari dinas yang akan mengeruk," ujar Yazied.
Dampak dari pengerukan di sisi inlet dan outlet, kondisi air waduk nyaris mengering. Akibatnya pula, aroma lumpur tercium jelas dari sekitar waduk.
Sukiyanto, petugas jaga di waduk, mengatakan, aroma lumpur itu berasal dari limbah yang pernah dibuang warga selama puluhan tahun saat waduk tersebut masih berdiri bangunan.
"Wajar kalau bau karena selama ini waktu masih ada rumah (di sekitar waduk) jadi tempat buang limbah puluhan tahun. Kalau dikeruk beberapa kali sampai lumpurnya habis mungkin baru enggak bau lagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.