Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kejahatan Seksual Dihantui Trauma

Kompas.com - 29/10/2015, 16:06 WIB

Dari 15 korban, 11 di antaranya sudah dimintai keterangan dan diperiksa secara fisik. Dari hasil sementara, 5 korban mengalami luka fisik pada kemaluan.

F (9), salah satu korban, mengatakan sering diajak mancing dan dibelikan makanan oleh pelaku. Saat bermain dengan teman-temannya, pelaku menarik bocah kelas III SD itu ke dalam rumahnya. Di dalam rumah, M melakukan kejahatan seksual. "Saya langsung lapor ke orangtua," kata F.

Besok, Sakur akan menjalani pemeriksaan psikologi dan fisik. Kepada para penyidik, Sakur mengaku pernah mengalami kekerasan seksual ketika masih kecil. "Dulu saya jadi korban, kenapa polisi diam saja?" tutur Sakur kepada penyidik.

Anak balita

Sementara itu, anak balita, ZD (4), menjadi korban pencabulan di Jakarta Timur. Namun, untuk melaporkan kasus ini, Zul (31), orangtua ZD, sempat mengalami kesulitan kendati akhirnya Zul dapat melaporkan pencabulan yang dialami anaknya di Polres Jakarta Timur, Rabu (28/10).

Zul mengaku, pencabulan itu pertama kali diketahui oleh istrinya, IP, 13 Oktober lalu. Saat itu IP baru saja selesai memandikan ZD pada sore hari.

Tanpa diduga, ZD mengaku telah mengalami pencabulan yang dilakukan tetangganya, LM (50). "Anak saya mengaku kelaminnya dicongkel dengan kelamin LM," kata Zul, warga Cibubur, Ciracas, ini.

ZD pun mengeluh kelaminnya terasa perih. Saat dimintai keterangan oleh penyidik, ZD pun mengakui hal serupa. "Perih kalau lagi pipis," ucap ZD.

Zul mengakui, anak satu-satunya itu sehari-hari bermain di rumah LM, terutama pada siang hari. Sebab, diakui Zul, dia dan istrinya lebih sering istirahat pada siang hari karena pada malam hari mereka berdagang batu akik di Rawa Bening, Jatinegara.

Karena ZD sudah terbiasa bermain di rumah LM, anak balita itu tidur dan makan di rumah LM. Zul mulanya mengira kebaikan LM itu karena LM dan istrinya tak memiliki anak. Kebaikan LM kepada ZD, dikira Zul, terjadi dengan tulus.

"Kami tak menyangka pencabulan terjadi pada anak kami. Bahkan, itu dilakukan oleh orang yang kami kenal baik," kata Zul.

Apalagi, menurut Zul, saat dia berusaha meminta penjelasan, LM selalu menyanggah. Bahkan sebaliknya, menurut Zul, dia malah memperoleh intimidasi. LM menuduh Zul telah memfitnah dirinya.

Kendala juga masih dihadapi Zul saat dia berusaha melaporkan pencabulan yang dialami anak balitanya ke Polsek Ciracas. Menurut Zul, laporannya tak ditanggapi serius. Zul hanya memperoleh surat pengantar untuk visum.

Dengan surat pengantar visum itu, Zul memeriksakan ZD ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Dari visum itu diketahui ZD mengalami lecet di bagian kelamin. Baru setelah melapor ke Polres Jakarta Timur, kata Zul, laporannya dapat dilayani.

Saat dihubungi, Komisaris Husaima dari Humas Polres Jakarta Timur mengatakan, kasus pencabulan itu tengah ditangani Unit Perlindungan Anak Polres Jakarta Timur dan Polsek Ciracas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com