Dari 15 korban, 11 di antaranya sudah dimintai keterangan dan diperiksa secara fisik. Dari hasil sementara, 5 korban mengalami luka fisik pada kemaluan.
F (9), salah satu korban, mengatakan sering diajak mancing dan dibelikan makanan oleh pelaku. Saat bermain dengan teman-temannya, pelaku menarik bocah kelas III SD itu ke dalam rumahnya. Di dalam rumah, M melakukan kejahatan seksual. "Saya langsung lapor ke orangtua," kata F.
Besok, Sakur akan menjalani pemeriksaan psikologi dan fisik. Kepada para penyidik, Sakur mengaku pernah mengalami kekerasan seksual ketika masih kecil. "Dulu saya jadi korban, kenapa polisi diam saja?" tutur Sakur kepada penyidik.
Anak balita
Sementara itu, anak balita, ZD (4), menjadi korban pencabulan di Jakarta Timur. Namun, untuk melaporkan kasus ini, Zul (31), orangtua ZD, sempat mengalami kesulitan kendati akhirnya Zul dapat melaporkan pencabulan yang dialami anaknya di Polres Jakarta Timur, Rabu (28/10).
Zul mengaku, pencabulan itu pertama kali diketahui oleh istrinya, IP, 13 Oktober lalu. Saat itu IP baru saja selesai memandikan ZD pada sore hari.
Tanpa diduga, ZD mengaku telah mengalami pencabulan yang dilakukan tetangganya, LM (50). "Anak saya mengaku kelaminnya dicongkel dengan kelamin LM," kata Zul, warga Cibubur, Ciracas, ini.
ZD pun mengeluh kelaminnya terasa perih. Saat dimintai keterangan oleh penyidik, ZD pun mengakui hal serupa. "Perih kalau lagi pipis," ucap ZD.
Zul mengakui, anak satu-satunya itu sehari-hari bermain di rumah LM, terutama pada siang hari. Sebab, diakui Zul, dia dan istrinya lebih sering istirahat pada siang hari karena pada malam hari mereka berdagang batu akik di Rawa Bening, Jatinegara.
Karena ZD sudah terbiasa bermain di rumah LM, anak balita itu tidur dan makan di rumah LM. Zul mulanya mengira kebaikan LM itu karena LM dan istrinya tak memiliki anak. Kebaikan LM kepada ZD, dikira Zul, terjadi dengan tulus.
"Kami tak menyangka pencabulan terjadi pada anak kami. Bahkan, itu dilakukan oleh orang yang kami kenal baik," kata Zul.
Apalagi, menurut Zul, saat dia berusaha meminta penjelasan, LM selalu menyanggah. Bahkan sebaliknya, menurut Zul, dia malah memperoleh intimidasi. LM menuduh Zul telah memfitnah dirinya.
Kendala juga masih dihadapi Zul saat dia berusaha melaporkan pencabulan yang dialami anak balitanya ke Polsek Ciracas. Menurut Zul, laporannya tak ditanggapi serius. Zul hanya memperoleh surat pengantar untuk visum.
Dengan surat pengantar visum itu, Zul memeriksakan ZD ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Dari visum itu diketahui ZD mengalami lecet di bagian kelamin. Baru setelah melapor ke Polres Jakarta Timur, kata Zul, laporannya dapat dilayani.
Saat dihubungi, Komisaris Husaima dari Humas Polres Jakarta Timur mengatakan, kasus pencabulan itu tengah ditangani Unit Perlindungan Anak Polres Jakarta Timur dan Polsek Ciracas.