Tidak kunjung bubarnya aksi massa buruh di depan Istana Merdeka memaksa mereka untuk tetap bertahan. Memastikan aksi bubar, untuk kemudian membersihkan sampah-sampah yang berserakan menjadi tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkan.
"Ya emang udah kayak gini (tugas) kita," kata Suwandi kepada Kompas.com di sela-sela aksi unjuk rasa buruh di depan Istana Merdeka.
Suwandi mengaku susah sejak siang bertugas. Meski kepulangannnya ke rumah tertunda, ia mengaku tidak kesal. Sebab, situasi seperti itu sudah terlalu sering dialaminya. Setidaknya, setiap ada kegiatan yang melibatkan massa yang besar.
"Enggak cuma demo, kalau ada pawai-pawai juga gini. Karena abis acara, pasti dah tuh sampahnya banyak," ujar pria yang tinggal di Kampung Melayu, Jakarta Timur ini.
Massa buruh akhirnya dibubarkan sekitar pukul 20.00 WIB. Polisi terpaksa menembakan gas air mata untuk membubarkan mereka. Meski sudah bubar, tidak serta merta Suwandi dan rekan-rekannnya bisa langsung bertugas. Sisa gas air mata yang masih bertebaran memaksa mereka harus menunggu sejenak.
"Masih perih enggak? Kalau enggak lagi, langsung aja," ujar dia kepada rekan-rekannnya yang berjalan dari arah titik demo buruh. Setelah sekitar 15 menit, barulah Suwandi dan rekan-rekan berjibaku menghadapi tumpukan sampah dan bau pesing demi menjaga kebersihan Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.